Saya pernah mengatakan pada adik tingkat saya yang baru mau masuk ke perguruan tinggi. Ia belajar giat, dan ada sedikit keluh ketika harus belajar terus dan terus. Rupanya ada rasa bosan terselip. "Dhek, nikmatilah masa-masa ketika kamu masih bisa giat belajar. Belajar itu nikmat, di masa-masa seperti mbak ini, belajar pun sudah tak konsen. Konsentrasi sudah terpecah dengan berbagai amanah."
Amanah-amanah tiba-tiba berdatangan saat awal sekali saya masuk kampus. Orang bilang amanah tak akan salah memilih pundak. Tapi
masyaAllah, kalau boleh memilih untuk menolak amanah, saya lakukan dari awal. Kita tau bersama, amanah itu bukan hal kecil yang enteng lagi ringan di mulut, apalagi di pundak. Bahkan untuk berbicara soal amanah, mulutpun susah. Berat. Ada tanggung jawab yang besar, sangat besar di sana. Saya tak tahu harus bagaimana saya mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah nanti. Banyak yang saya lalai terhadap urusan amanah, banyak yang saya tak mampu menanggungnya. Tapi, kepercayaan patut dijaga, itu yang saya bawa. Bergerak hingga kelelahan itu lelah mengejarmu -Rahmat Abdullah-
Sempat mengiri pada teman-teman yang tak memiliki tanggungan lain selain kuliah. Mereka dapat berkonsentrasi penuh pada kuliah. Mereka dapat dengan mudah tepat waktu mengumpul tugas tanpa menunggu deadline. Astaghfirullah...
Sampai pada suatu saat yang sangat berat. Sering saya merasakan dalam satu hari rasanya saya sudah tidak mampu melakukan apa-apa lagi karena kelelahan, fisik, pikiran, hati, yang menyebabkan saya pesimis, apakah saya bisa menunaikan pekerjaan-pekerjaan saya yang belum tuntas hari ini? Tapi dalam keadaan seperti itulah saya menyadari betul, ternyata kita ini tak bisa apa-apa. Manusia itu punya lelah juga. Dalam keadaan seperti ini saya menyadari benar, bahwa kekuatan itu yang memiliki bukanlah kita, melainkan Allah saja. Saat dalam keadaan lemah seperti itu, betapa nikmat meminta tambahan kekuatan. Nikmat sekali ketika meminta kekuatan untuk berdiri, berjalan pulang ke rumah, atau meminta kekuatan untuk tetap bisa menuntaskan bacaan alqur'an yang belum tuntas.
Sangat terasa ketika pada akhirnya saya bisa kembali berjalan, ketika kembali dapat meneruskan bacaan, ketika dapat tersenyum, terasa sekali bahwa kekuatan itu datangnya dari Allah.
Ya, kekuatan-kekuatan itu datang karena saya telah pasrah, dan hanya kepada Nya kita meminta, maka saya meminta kekuatan dari Nya. Dan benar, kekuatan itu datang. Allah Maha Pemberi kekuatan.
Bertahan dengan semua yang telah berjalan.
Menyanggalah kaki, kuatkan
Sejajar lah pundah, kuatkan
Menggenggamlah tangan, kuatkan
Diamlah mulut, kau hanya berkeluh, kuatkan saja
Janganlah nanar wahai mata, tahan.
Kita butuh kerjasama, sendiri begitu menyakitkan, terkadang kita butuh bersandar. Bersandarlah, ada banyak pundak tempatmu bersandar.
Bertahanlah, lihat orang-orang yang mampu bertahan, tak iri kah?
Bertahanlah, minimal bertahan. Bertahan, jauh lebih baik daripada menyurutkan langkah.
Jadikan Allah sebagai alasan.
Tak ada alasan lain yang lebih besar.