- Menjadi makhluk langka
- Makan hati
Gimana gag makan hati, bahkan aku baru tersadar sekarang, bahwa selama ini aku menggunakan metode yang salah. Mereka, para makhluk bernama lelaki, tak bisa memaksimalkan hati, mereka gag peka, gag punya basa-basi. Ckckckckck... pantas saja selama ini aku merasa tertekan, marah, hingga kupendam sendiri, ternyata gag membuahkan hasil, capek sendiri, mereka gag ada peka-pekanya, dan aku tersadar dengan ketidak pekaan mereka baru-baru ini, dengan perkataan temanku yang mengingatkanku bahwa laki-laki cenderung menggunakan logika, mana bisa menerka-nerka perasaan hati. Sakiiiiiiiiiit. Makan hati bener. Jadi kalo ngomong sama mereka, percuma mau memasang muka paling memelas sedunia pun gag akan berhasil membangkitkan kepekaan mereka, heran! Dipikir bisa bahagia kali terus-terus pake logika, tapi ya itulah fitrahnya manusia. Harus banyak bersabar menghadapi orang seperti mereka.
Tapi untungnya, ketika kita marah jadi gag lama-lama, soalnya mau marah kayak apa juga mereka gag peka, percuma mau marah di hadapan makhluk yang cuek tralala, kuncinya cuma sabar. Beda kalo sesama perempuan, marah, bisa sampe lama, soalnya sama-sama dirasa, panjang deh urusannya.
- Capek
Tapi apapun itu, hikmahnya pasti luar biasa :)
_Diana Azhar Al Rasyid_
0 comments:
Posting Komentar