Kamis, 12 Maret 2015

Sequel Jambu Biji 13 - Hampir Separuh

Ahad.

Aku masih ingat dengan hari itu. Murobbiku menanyakan, tentang kapan kami berdua bisa mengobrol, hanya berdua.

Aku bilang, kenapa tidak sekarang saja, besok besok barangkali susah mencari waktunya.

Aku berprasangka ini pasti tentang sesuatu yang genting. Kalau tidak, tidak mungkin hanya diobrolkan berdua saja, tidak boleh ada orang lain yang mengetahui.

Benar.

Kami masuk ke ruangan yang tidak ada siapa siapa kecuali kami berdua dan Allah saja. Herannya, beliau membuka percakapan kami dengan mengucap salam. Saya kaget. Seberapa penting hal yang akan dibicarakan... Sampai harus dimulai dengan salam.

Aku menjawab salamnya, dan duduk kaku. Ada apa ini?

Perbincangan hanya sebentar, hanya 1 buah pertanyaan. "Ihti, apa ihti sudah siap menikah?"

Haikkk? Pertanyaan macam apa ini?

"Ihti belum siap mbak, karna ihti belum bisa fokus k dua hal sekaligus, biar ihti selesaokan kuliah ihti dulu.."

"Baiklah kalau begitu, wassalamu'akaikum wr.wb."

Kemudian kami berdiri dari tempat duduk kami masing masing. Aku berusaha biasa saja. Tapi sesampainya di rumah aku bertanya-tanya, ada apa?

Tak kuat menahan penasaran, aku tanyakan pada murobbiku. Dan beliau menjawab, "Karena ada yang nembung ihti."

Nembung. Itu adalah bahasa Jawa yang kalau dikontekskan ke pembicaraan ahad siang itu bermakna meminta (ada yang memintaku untuk menikah dengannya).

Siapa?

Itu tidak penting.

Yang lebih penting adalah aku merasa sangat bodoh.

Bagaimana tidak. Ini adalah jawaban dari do'aku. Dan saat jawabannya sudah datang aku menolaknya.

Di situlah bodohnya aku, meminta sesuatu yang belum siap kuterima.

Beberapa hari sebelumnya, aku berdoa agar dibukakan pintu jodoh, karena aku merasa sudah sangat galau (apa kalian juga merasakannya?)

Kenapa aku berdoa minta dibukakan pintu jodoh? Itu iseng yang keterlaluan.

Jauh sebelumnya, aku pernah memgalami musibah ekonomi. Kemudian aku meminta supaya Allah mbukakam pintu rezeki. Dan benar. Sorenya Allah benar-benar membukakan.

Kemudian aku punya pikiran, barangkali jika aku berdoa minta dibukakan pintu jodoh Allah akan membukakan.

Benar!!!!

Dan saat pintu itu dibuka, aku belum siap memasukinya. Meminta sesuatu yang belum siap diterima, konyol atau bodoh?

Tapi sekarang itu menjadi pelajaran berharga buatku. Bahwa:
1 semuanya itu gampang bagi Allah
2 kita tidak tahu doa mana yang akan dikabulkan oleh Allah, maka seraya berdoa, kita iringi dengan mempersiapkan.
3 Allah benar-benar telah menyiapkan jodoh untuk kita. Tinggal waktunya.

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons