Selasa, 22 Juli 2014

Mas Jody, (ustad) pengusaha Waroeng Steak and Shake

Bismillahirrahmanirrahim...

Sore kemarin, seorang teman saya mengajak saya ke Masjid Nurul Asri untuk mengikuti kajian menjelang buka puasa.

Setelah tahu temanya, yaitu tentang pengusaha sukses berjiwa qur'ani, saya bilang ke teman saya, "Di masjid ********* tema kajiannya apa sekarang? Aku gag nyambung sama tema ini." Teman saya langsung menodongkan pertanyaan, "Mau pindah tempat?"

Pertanyaan itu membuat saya tidak enak, dan saya juga pernah mendengar dari guru ngaji saya waktu kecil, "Kalau mau cari ilmu, tempati tempat dudukmu dari awal majelis sampai akhir majelis, biar malaikat tidak salah alamat ngasih pahalanya." Pesan itu masih saja saya bawa sampai sekarang, walau saya tau itu bukan alasan logis sama sekali. Mungkin maksud dari guru saya itu adalah memberikan semangat kepada murid-muridnya untuk tetap bersabar dalam 'mengunyah' ilmu, salah satunya dengan mempertahankan posisi duduk.

:::

Ada seorang ustad muda berada di depan, sepertinya dia pembicaranya. Moderator memperkenalkan sang ustad, tapi sang ustad bilang, "Jangan panggil ustad ya, panggil saja mas Jodhi, biar kelihatan awet muda."

Rupa-rupanya, yang di depanku sekarang adalah pemilik Waroung Group yang terkenal di Jogja itu. *Semakin tertarik untuk bertahan di tempat. Waroung Group sudah banyak dikenal di Jogja, banyak sekali macamnya, Waroeng Penyet, Waroeng Kopi, dan yang paling pertama adalah Waroeng Steak and Shake.

Waroeng selalu ramai dikunjungi, setiap saya lewat Waroeng Steak di jalan Colombo, selalu saja ramai. Jarang sepi pengunjung. Dan sekarang saya sedang mendengarkan penuturan langsung pemiliknya, yang kita tahu bersama, beliau bekerjasama dengan ustad Yusuf Mansur dalam membangun usaha. Beliau juga merintis konsep Spiritual Company dalam pembangunan usahanya.

Beliau memaparkan banyak sekali pengalaman usahanya, dan pengalaman spiritual yang dijalaninya selama menjalani usaha. Ternyata, Bebek Goreng Haji Slamet pun beliau ikut mengelola sampai ke cabang-cabangnya. Bayangan yang ada di pikiran saya adalah, "Hebat banget ini orang, pengusaha, sukses, pasti uangnya banyak, tapi dari penuturannya beliau tak pernah melupakan Allah dalam setiap usahanya, beliau selalu menyertakan Allah dalam do'a-do'anya, meskipun dunia ada di tangannya, tapi akhirat sepertinya sudah melekat kuat di hatinya.

Berikut beberapa penuturan beliau...

Beliau menjalani usaha pertama dengan perempuan yang sama dengan istrinya yang sekarang. (Ya, you know what i mean -pacarnya-). Beliau bilang, "Usaha saya yang pertama tidak berhasil -susu segar dan roti bakar- mungkin itu karena saya masih pacaran, haha *beliau pun tertawa*." Lalu beliau melanjutkan, "Makanya gag usah pacaran, nikah saja," ealah Pak Jodhi ini malah ngeledek kita-kita... 

Beliau juga bilang, "Kenapa saya memilih menjadi pengusaha? Karena pengusaha itu bisa pensiun di usia 45 tahun." Iya, usia beliau baru 40an, dan beliau mengatakan sudah 'pensiun' dari mengurusi Waroung Group, maksudnya, beliau sudah berhasil membangun sistem di Waroung Group, sekarang usahanya itu bisa ditinggal, dikelola oleh orang lain, beliau tinggal terima hasilnya. Enaknya...

Satu cerita menarik yang saya tangkap dari cerita kesuksesan beliau mengelola Waroung Group adalah kedekatan beliau dengan ibunya.

Beliau memegang teguh dan erat bahwa dalam kondisi seperti apapun, harus ingat ibu, ibu, ibu. Beliau menyebutkannya 3 kali seperti Nabi Muhammad menyebutkannya dalam hadits. Kata beliau, beliau merasakan betul, ketika dulu baru pertama kali mengelola Waroung Steak and Shake, beliau merayu Ibu nya untuk dapat berpindah ke Jogja, yang pada awalnya tidak diperbolehkan. Lalu, beliau menjanjikan akan pulang ke Solo setiap 2 kali dalam sepekan.

Awal usaha, usahanya laris, dan beliau bisa pulang 2 kali dalam sepekan, lama kelamaan 1 kali sepekan, lama kelamaan lagi, 1 kali per dua pekan, lalu satu kali dalam satu bulan, berkurang dan terus berkurang. Saat itu beliau merasakan bersama istri, Waroeng nya dalam kerumitan yang semakin menjadi setelah beberapa lama, lalu beliau teringat Ibu nya. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengontrak 1 rumah lagi untuk ditempati sang Ibu di Jogja, beliau mengajak Ibuknya ke Jogja. Alhamdulillah, usahanya kembali lancar.

Bukan, bukan berarti Ibu nya yang membawa kelancaran dalam usahanya, beliau menjelaskan bahwa kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang dilahirkan oleh Ibu kita, hendaknya kita terus menghormati dan memuliakan Ibu kita. Jika Allah memerintahkan seperti itu, turuti saja. InsyaAllah, Allah akan membukakan jalan kesulitan. Allah lah yang membukakan jalan rezeki kepada hamba Nya, jika hambanya memenuhi perintah Nya.

Cerita yang saya ceritakan di sini tidak terasa apa-apa, bukan apa-apa, tidak ada apa-apanya dibandingkan cerita live yang disampaikan beliau.

Mungkin di lain kesempatan, kita bisa menjadi pengambil hikmah dari beliau lagi, dan dari orang-orang lain yang diberikan nikmat keimanan oleh Allah.

Pesan beliau, "Minta sama Allah. Karena hanya Allah yang bisa dimintai pertolongan." Beliau juga bilang, saya sehabis maghrib selalu baca Yasin, bukan, tidak ada pengkhususan untuk surat Yasin, itu karena surat yang saya hafal dan bisa baca dengan lancar baru surat itu, beliau mengatakannya sambil tertawa kecil. Setelah hafal dan lancar membaca beliau rutin membaca Al Qur'an tiap habis Maghrib, dan sekarang beliau mengelola langsung Rumah Tahfidz yang ada di Deresan, belakang Nurul Asri. Subhanallah, semoga berkah Pak.

Siap Pak.

:::

Alhamdulillah, Allah menetapkan hati ini untuk tetap duduk di majelis itu. Meskipun tema nya tentang Pengusaha, tapi pelajaran yang dapat diambil dapat diaplikasikan ke semua lini kehidupan.

Semoga senantiasa bermanfaat untuk kita semua.

_Diana AR_

Minggu, 20 Juli 2014

Resiko Berada di Fakultas Teknik

  • Menjadi makhluk langka
Tak jarang, dalam beberapa forum, entah resmi atau santai, laki-laki menjadi sangat mendominasi dalam hal jumlah di sini. Sedangkan perempuan pasti dapat dihitung dengan jari (kecuali PTBB). Dari tiga atau empat orang, seringkali aku adalah satu-satunya perempuan. Innalillahi.

  • Makan hati
Gimana gag makan hati, bahkan aku baru tersadar sekarang, bahwa selama ini aku menggunakan metode yang salah. Mereka, para makhluk bernama lelaki, tak bisa memaksimalkan hati, mereka gag peka, gag punya basa-basi. Ckckckckck... pantas saja selama ini aku merasa tertekan, marah, hingga kupendam sendiri, ternyata gag membuahkan hasil, capek sendiri, mereka gag ada peka-pekanya, dan aku tersadar dengan ketidak pekaan mereka baru-baru ini, dengan perkataan temanku yang mengingatkanku bahwa laki-laki cenderung menggunakan logika, mana bisa menerka-nerka perasaan hati. Sakiiiiiiiiiit. Makan hati bener. Jadi kalo ngomong sama mereka, percuma mau memasang muka paling memelas sedunia pun gag akan berhasil membangkitkan kepekaan mereka, heran! Dipikir bisa bahagia kali terus-terus pake logika, tapi ya itulah fitrahnya manusia. Harus banyak bersabar menghadapi orang seperti mereka.
Tapi untungnya, ketika kita marah jadi gag lama-lama, soalnya mau marah kayak apa juga mereka gag peka, percuma mau marah di hadapan makhluk yang cuek tralala, kuncinya cuma sabar. Beda kalo sesama perempuan, marah, bisa sampe lama, soalnya sama-sama dirasa, panjang deh urusannya.
  • Capek
Karena kebanyakan adalah laki-laki, menjadi seorang perempuan di lingkungan ini harus tegas dalam bicara, ngomong harus ditata, gag boleh bermanja-manja. Kebiasaan itu terkadang membuat kita jadi lelah, menyeimbangkan nada mereka, gaya bicara mereka, hmmm, mana bisa sembarangan saja.

Tapi apapun itu, hikmahnya pasti luar biasa :)

_Diana Azhar Al Rasyid_

Ini Makalah atau Khutbah Jum'at?

Terinspirasi dari sebuah status facebook...

"Ilmu yang terbaik, paling utama dan pertama, yang paling kompatibel untuk seluruh orang di muka bumi, ilmu agama Islam. Karena Islam itu Rahmatan lil 'alamiin.Buku (kitab) yang paling kompatibel untuk seluruh umat di muka bumi, cuma Al-Qur'an.
Al-Qur'an itu manual book nya manuusia. Apapun masalahnya, cari solusinya di manual book. Cuma Al-Qur'an, yang berisi seluruh aspek-aspek kehidupan manusia. Terjaga kemurniannya dari dulu sampai kiamat, karena Allah sendiri yang meng-garansi kemurniannya, Allah yang akan menjaganya."Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Al-Hijr : 9)"

 _N Hidayat Ary-Sw_

Terimakasih mas Ari. Saya jadi tertarik untuk membahas sesuatu tentang ilmu dan Al Qur'an.

Saya dapat cerita ini di sebuah acara di Gedung Youth Centre Yogyakarta.

Saat itu sedang berjalan sebuah kelas di Pasca Sarjana sebuah universitas. Para mahasiswa S2 itu mendapat tugas oleh Sang Dosen untuk membuat sebuah makalah. Hari itu adalah hari presentasi makalah.

Tidak, saya tidak akan bercerita tentang apa yang akan dipresentasikan para mahasiswa S2 itu. Tapi ada sebuah fenomena unik yang terus terang mencambuk saya, dan mungkin bisa jadi, mencambuk teman-teman juga. 

Seluruh mahasiswa melakukan presentasi di depan mahasiswa lain, dan di depan Sang Dosen muda. Tiba giliran seorang mahasiswa, yang usianya lebih tua dari Sang Dosen. Dosen itu mengambil makalahnya yang ada di atas meja, ia angkat, dan bicara di depan kelas, "Ini bukan makalah ilmiah(!) Ini Khutbah Jum'at(!)".

Sang dosen berkata begitu karena rupa-rupanya, mahasiswa pemilik makalah itu mencantumkan beberapa ayat Al Qur'an dan Hadits ke dalam makalah yang dibuatnya. 

Lalu apa yang aneh? Tidak ada? Iya kah? Awalnya saya berfikir demikian. Tak aneh jika Pak Dosen mengatakan itu adalah khutbah Jum'at. Mana ada orang yang selama ini membuat sebuah makalah lalu mencantumkan ayat Al Qur'an sebagai sumber dan Hadits sebagai sumber penguat. Teman-teman pernah buat makalah ilmiah semacam itu? Siapa yang berani membuat makalah semacam itu. Bahkan saya tak pernah berfikiran untuk melakukannya sebelum ini.

Keanehan yang saya dapati adalah ketika pemateri mengatakan dan akhirnya menyadarkan saya, "Orang sekarang itu, menganggap bahwa Al Qur'an tidak ilmiah, sampai-sampai makalah yang mencantumkan ayat-ayat al Qur'an sebagai sumber nya adalah Khutbah Jum'at(!)"

Dalam suasana serius di ruangan itu, saya tersentak. "Iya benar. Selama ini, di antara saya dan teman-teman kelas saya, ketika membuat makalah, tak pernah mencantumkan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits ke dalamnya. Karena kami membedakan antaraa ajaran agama dan ajaran ilmu umum, seperti keduanya tak perlu direlevansikan."

Kami tahu benar teori bahwa ajaran Allah adalah semurni-murni ajaran, dan ajaran itu adalah ajaran yang menjadi sumber segala ajaran (sumber segala ilmu). Lalu dimana letaknya ilmu itu? ya, di Al Qur'an. Tapi dengan cara menafikkan ayat-ayat Al Qur'an dalam pembuatan makalah kuliah kami, kami seperti mengatakan dengan lidah sendiri bahwa Al Qur'an tidak ilmiah. Kami tahu teori, tapi rupanya kami belum bisa menerapkan teori itu selama ini.

Di sinilah saya disadarkan, bukankah Al Qur'an lah sebenar-benar sumber ilmiah yang ada. Ini adalah satu-satu nya buku yang terjaga selama beribu-ribu tahun lamanya, dan tak ada secuil pun yang berubah dari isi di dalamnya.

Konsistensi isi yang ada di dalam Al Qur'an menunjukkan segala hal ilmiah yang ada sekarang ini sebelumnya sudah tercatat di dalam Al Qur'an, hanya kita saja yang belum memahaminya. Hingga ketika suatu saat kita memahami isi dalam Al Qur'an, tak heran jika banyak para penemu yang pada akhirnya masuk islam dan mengakui kebenaran serta keilmiahan Al Qur'an.

"Al Qur'an berisi kalimat-kalimat Allah, tidak ada manusia atau makhluk lain yang dapat menirukan kalimat-kalimat itu meski hanya satu ayat. Kalimat itu langsung dari Allah. Lalu buku mana yang ke-ilmiahannya melebihi keilmiahan Al Qur'an? Sedangkan buku-buku lain berisi perkataan manusia."

kalimat dari pemateri di ruangan itu benar-benar membungkam mulut saya seketika. Membuat otak saya berpikir keras, dan membenarkan, "Benar."

:::

Pesan yang ingin saya sampaikan adalah: terkadang kita berfikir bahwa ilmu-ilmu eksak dan sains yang ada sampai sekarang ini adalah ilmu yang terpisah dari ilmu yang Allah berikan melalui agama - Nya.

Sampai tiba saatnya kelak, ketika kita semakin menguasai ilmu-ilmu itu, kita akan tahu betul bahwa ilmu itu datangnya dari Allah SWT, seperti halnya para ilmuwan dan para penemu. Mereka membuktikan keberadaan Allah dengan berfikir. Seperti dalam surat Fathir (35): 28
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang berilmu)"

Semoga kita dikaruniai Ilmu yang cerah dan mencerahkan, dan dihindarkan dari kesombongan atas keberpemilikan ilmu.

Sabtu, 19 Juli 2014

Mela dan Nirna

Mela,
Kami telah melakukan perjalanan jauh menuju tempat KKN PPL bersama-sama, ia dengan tulus memberikan tumpangan untukku setiap akan menuju tempat KKN PPL. Kami pun telah bermalam bersama di tempat KKN PPL, di rumah baru kami, dengan udara yang sangat dingin, kami saling mengetahui kebiasaan kami sebelum dan setelah tidur. Kami pun tak merasa segan mengatakan sedang tak ada udang, dan kami saling menghutang ketika satu di antara kami tak ada uang.

Mela adalah orang yang sangat tulus. Ia cerewet mungkin, tapi apa yang ia katakan, apa yang ia lakukan, ia dasari dengan ketulusan. Ia sangat gampang merasa tidak enak pada orang lain. Ia mudah merasa berhutang pada orang lain. Itu mengapa aku bilang ia orang yang sangat tulus.

Nirna,
Sama dengan mela, kami sudah sering bepergian jauh bersama. Ia sering mengajakku menemaninya ke suatu tempat. Entah, ia sangat suka mengajakku kemana-mana. Padahal aku kira teman sepertiku tak akan ada orang yang suka, karena aku pendiam. Tapi ia seperti tak bermasalah sama sekali dengan sifat pendiamku, hingga suatu saat ia memintaku untuk membuat desain layout buku nya. Tak aku kira, ia percaya padaku.

Itu artinya kami telah melakukan 3 syarat menjalin kedekatan dalam persaudaraan sesama muslim. 

Tinggal 2 hal yang akan menentukan keberlanjutan kebersamaan kami sekarang ini, hati dan do'a. :)

Jika hati kami tak saling menyatu, tak saling ridho satu sama lain, dan jika tak diiringi do'a kepada Allah, bukan tidak mungkin kebersamaan kami selama ini dan yang selanjutnya tak akan berarti apapun, dan akan hambar begitu saja. 

Kami pernah berbincang membicarakan masalah kekuatan do'a, dan kami sangat percaya bahwa kekuatan do'a tak dapat disepelekan. 

Aku senang bersama keduanya, Mela dan Nirna. Mereka dapat menerimaku apa adanya. Benar-benar apa adanya, dengan sifatku yang pendiam, mereka tak pernah menuntut macam-macam.

Aku memang tak suka bercerita, tak suka banyak bicara. Banyak orang yang menuntut ini itu dengan sifatku yang pendiam. Banyak orang bilang aku tak peka, karena aku diam. Tapi mereka tidak, mereka yang baru saja mengenalku, sangat baik padaku, yang awalnya kupikir mereka akan sama dengan yang lainnya, merasa tak nyaman dengan sifatku yang pendiam, mereka sebaliknya, begitu tulus menerimaku sebagai teman baru.

Bahkan aku sangat nyaman bersama mereka. Kupikir begitu, karena biasanya, aku hanya akan bisa bertilawah di depan orang yang aku sudah nyaman dengannya. Dan itu kulakukan di depan mereka. Mereka menerimaku apa adanya. Tak banyak tuntutan.

Ya Allah, semoga persahabatan dan persaudaraan ini bisa mendatangkan manfaat yang tak terputus, begitupun dengan ikatan ini, semoga akan terus berlanjut sampai ke surga. 

Aku akan bantu kalian semaksimal aku bisa. Berjuang untuk KKN PPL ini... :)

hope it can be remembered until we are not young anymore.

_Diana AR_

Minggu, 13 Juli 2014

Wanita


...............======...............
Ia sungguh luar biasa,
Ia memandang lelaki itu kuat,
Karena ia menyadari dirinya lemah,
Tapi fitrah tak dapat dibantah.
Ya aku merasakannya dalam pasrah

Ia menahan sakit, tak ingin dianggap lemah
Padahal tubuhnya sebagai wanita memberontak, “cukup sudah!”
Namun ia terus berusaha tegar, tak ingin dianggap lemah
Ingin setara dengan lelaki, berbuat banyak dalam melangkah
Tapi tetap saja berbeda, tak bisa sama.

Terbatas dalam tingkah,
Menjaga diri tak banyak ulah,
Itulah penciptaan sempurna yang membuatnya indah.
Remeh, mungkin ia dipandang dengan mata sebelah
Ketika ia tak bisa membuat lelaki kalah.

Tapi kualami kini, tubuh ini kusadari
Seluruhnya, jasmani dan ruhani
Wanita... itulah diri ini.

Lelah, sakit, lara, sedih, semua begitu berat kurasa.
kumelihat para bunda
tak ada raut memelas dalam usahanya
padahal kumerasakannya sendiri, semua begitu berat.
Dengan semua keterbatasan yang kurasakan, lalu
Kumenyimpulkan
wanita itu kuat
Kumenjadi saksi,
BETAPA mereka hebat,
mereka luar biasa!

untukmu para bunda (dan calon)
_Diana Azhar AlRasyid_

Jumat, 11 Juli 2014

Syarat Taubat no.satu


Salah satu syarat dalam bertaubat adalah menjauhkan diri dari dosa, kali ini pembahasannya adalah tentang syarat pertama itu.
Terang dan jelas seperti apa yang dijelaskan dalam firman Allah satu ini:
Q.S. Annisa: 32
Sekiranya Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia .
Dan berdasarkan hadits Nabi:
"Jauhilah 7 dosa besar yang merusak"
"Jauhilah tujuh dosa yang dapat menghapus amal kebajikan, yakni (1) mempersekutukan Allah, (2)sihir, (3)membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang benar, (4)memakan riba, (5)memakan harta anak yatim, (6)berpaling dari barisan perang, (7)dan menuduh berzina wanita-wanita menjaga kehormatan yang lengah lagi beriman." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
"
Para ulama membagi dosa menjadi dua bagian:
  • Dosa Besar
(Jumlahnya sekitar 70an) Dosa, dikatakan dosa besar apabila ancaman dari perilaku itu sangat berat. (Contoh: "Demi Allah dia tidak beriman 3X" "Siapa itu ya Rasulullah?": "Yaitu orang yang tetangganya merasa tidak aman karena lisannya. Contoh lain: Perbuatan orang yang curang dalam melakukan jual beli. Contoh lagi: Menghina atau merendahkan orang lain baik dengan tindakan maupun isyarat fisik. Contoh lagi: Orang yang membuat orang tertawa (melawak) namun dengan ucapan yang dusta. Contoh lagi: Orang yang menyuap dan orang yang menerima suap. Contoh lagi: Menyelisihi Rasulullah SAW atau tidak mengikuti atau meremehkan sunnah setelah orang itu mendapatkan petunjukà Allah akan palingkan mukanya, hatinya dari kebenaran, dan memasukkannya ke nerakan Jahannam).
Dosa besar juga ada tingkatannya, tertinggi adalah Syirik.
Jika memang Dosa besar itu hukumannya harus melalui Qisas, maka harus dilaksanakan semestinya. Contoh orang yang membunuh hukumannya adalah ia dibunuh, Jika mencuri dipotong jarinya, atau diasingkan. Lalu apa yang terjadi jika kita hidup dalam lingkungan negara seperti negara Indonesia dimana Indonesia memiliki keputusan hukum tersendiri dalam menghukum tersangka kejahatan: cukup dengan taubatan Nasuha. Karena Qisas dll bukan wewenang Individu, karena itu wewenang negara.
  • dosa kecil
Jika menjauhi dosa-dosa besar, maka dosa-dosa kecil akan terhapus dengan sendirinya. InsyaAllah. Mengapa demikian: karena dosa-dosa kecil begitu banyak dan sangat sulit orang untuk menjauhinya. Dosa-dosa kecil juga dapat terhapus dengan melakukan kebaikan, ibadah.
Solat 5 waktu yang dilakukan kita, puasa, haji hingga haji berikutnya, umrah hingga umrah berikutnya, maka dosa-dosa kecil akan terhapus, dengan syarat ia menjauhi dosa-dosa besar.
Namun dosa kecil dapat berubah menjadi dosa besar, apabila:
o Dosa kecil itu dilakukan secara terus menerus. “Tidak ada dosa kecil jika ia dilakukan terus menerus, namun Allah akan menghapuskannya dengan melakukan istighfar.”
“Ya Rasulullah mengapa engkau mensolati orang yang berzina?” “Orang yang bertaubat dengan sesungguh-sungguhnya maka dosanya diampuni.”
o Jika seseorang meremehkan dosa, “Hati-hati kalian dengan dosa kecil” “Karena jika dosa-dosa kecil itu bertumpuk-tumpuk akan merusaknya atau menghancurkan dirinya.”
Orang yang beriman, ia melihat dosa seperti ia melihat ...... yang akan menjatuhinya. Namun orang munafik akan menganggapnya sebagai kebiasaan.
Kenapa kita sulit sekali menemukan kenyamanan saat beribadah, saat solat, saat tilawah, mungkin adanya dosa-dosa kecil maupun besar yang bersemayam di hati.
o Orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan.
Sesungguhnya ketika kita melakukan dosa, Allah telah menutupinya, tapi kita yang membukanya sendiri di hadapan orang lain.
o Jika pelakunya adalah orang soleh, orang baik, orang yang jadi panutan. Nah, bisa jadi ketika dosa itu dilakukan oleh orang awam dosa itu adalah dosa kecil, namun jika orang-orang yang dianut melakukan dosa itu, dosa itu dilipat gandakan oleh Allah. Karena orang melakukan salah apabila ia tidak tahu, masih ada peluang diampuni oleh Allah SWT.
Yang perlu diperhatikan adalah: jangan sampai kita merasa tidak melakukan dosa dalam sehari, atau sejam yang lalu, atau semenit yang lalu, maka beristighfar.
Di Bab Muraqabah:
Ali: Sungguh kalian melakukan perbuatan dosa yang kadangkala kalian menganggapnya itu adalah remeh, seperti remehnya rambut, padahal pada zaman kami itu kami anggap sebagai dosa yang besar.
Jadi Anda yakin bahwa sebelum Anda membaca artikel ini Anda tidak melakukan dosa? Atau saat Anda membaca artikel ini Anda yakin tidak melakukan dosa?

atau satu menit yang lalu, yakinkah bahwa Anda bersih dari dosa. Maka jalan mudah yang sudah disediakan Allah adalah dengan ber-istighfar :)
*Apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan ringkasan kajian di atas, mohon koreksinya :) terimakasih, semoga bermanfaat
Edisi syarat taubat #1
_Diana Azhar Al Rasyid_
19 November 2012 @masmuja

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons