Jumat, 17 April 2015

Pemimpin dan Pengaruh

Bismillahirrahmanirrahim...







Setelah menonton film Guru Bangsa Tjokroaminoto, salah satu kesimpulan yang saya dapat adalah soal pemimpin dan pengaruh. Bahwa sejatinya, siapa yang berhak menjadi pemimpin adalah ia yang paling banyak membawa pengaruh. 

Karena jelas, seorang HOS Tjokroaminoto diminta untuk memimpin SI (Sarekat Islam) yang sebelumnya berada di kepemimpinan orang lain adalah karena pengaruh yang dimiliki Tjokro sangatlah besar, hinga ia disebut-sebut sebagai "jang oetama".

Entah penggambaran dalam film tersebut yang dilebih-lebihkan, atau memang begitu adanya, saya hanya terpesona dengan kharisma seorang Tjokroaminoto yang diperankan oleh Reza Rahardian. Ketika saya menonton saya hanya bertanya kepada diri saya sendiri, kapan terakhir saya melihat ada seorang pemimpin yang begitu dipercaya, begitu berpengaruh, begitu dihormati, sekaligus begitu disayang oleh rakyatnya? Pak RT? Sepertinya tidak, Pak RW? entah.

Sebelum ia memimpin ia membawa banyak pengaruh baik ke rakyat, ini titik pentingnya, bahwa ia didaulat menjadi pemimpin karena ia berpengaruh, bukan sebaliknya. Bukan ia didaulat terlebih dahulu kemudian ia membawa janji-janji pengaruhnya bersama jabatannya, kemudian mulai melakukan apa yang menjadi janjinya. Tjokroaminoto besar dari lingkungan kecil yang kemudian membesar, menguat, dan terus meluas pengaruhnya setelah ia di daulat menjadi pemimpin.

Pun sama dengan seorang Ahmad Dahlan. Ia adalah orang yang mampu membawa pengaruh, kemudian ia membentuk perkumpulan Muhammadiyah dengan kekuatan pengaruh yang ia punya. Lalu organisasi itu membesar dan meluas, karena pengaruhnya pun semakin besar dan semakin luas, dan terbukti bahwa pengaruh keduanya membawa perubahan.

Pengaruh dan perubahan.

Ujung harapan dari sebuah pengaruh yang dibawa adalah sebuah perubahan. Perubahan dari semula tidak baik menjadi baik, yang semula kurang menjadi cukup, yang semula jelek menjadi lebih baik. Itu fungsi pengaruh. Pengaruh sebagai motor penggeraknya, rakyat yang dipengaruhi adalah mesin perubahan dan perubahan itu sendiri sebagai bahan olahannya. 

HOS Tjokroaminoto membawa pengaruh besar dan akhirnya menghasilkan perubahan berupa kepercayaan diri rakyat SI untuk berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), bahwa rakyat biasa memiliki kesamaan hak dengan para priyayi sebagai manusia, bukan sebagai budak. Pemikiran yang dibawa Cokro meluas kepada anggota SI yang tersebar di kepulauan Indonesia. 

Ahmad Dahlan, membawa pengaruh besar dan akhirnya menghasilkan perubahan berupa kesadaran rakyat untuk mampu menyelenggarakan pendidikan lewat taman-taman belajar yang dibuat sendiri, bukan buatan Belanda, karena ia berpikir bahwa pendidikan sangat penting. Pemikirannya itu mampu mempengaruhi banyak orang, hingga banyak orang tergugah untuk membuat sekolah-sekolah Muhammadiyah, hingga sekarang.

Ada banyak orang yang punya pemikiran besar. Tapi hanya sedikit dari mereka yang mampu berpengaruh di hadapan banyak orang. Di antara yang sedikit tersebut, lebih sedikit lagi yang mampu menjadi pemimpin. Di antara yang sedikit yang mampu menjadi pemimpin, lebih sedikit lagi yang dapat menjadi bijak. 

wallahualam bissowab, 
tapi saya yakin, yang paling sedikit di antara yang sedikit itu masih ada. Saya melihat itu di dalam diri beberapa orang rekan.




 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons