Selasa, 07 Februari 2012

MARI MENIRU CARA NABI MENGHARGAI

Berbicara Organisasi, Tak Kan Lepas dari bahasan “SALING MENGHARGAI”

MARI MENIRU CARA NABI MENGHARGAI

Bismillah, in the Name of Allah...
Ehmmm, guyz, benar, Maha Suci Allah yang memberikan ‘sumber tauladan’ yang sangat mulia kepada seluruh umat manusia, Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah orang yang paling tahu caranya menghargai orang lain dengan cara-cara yang luar biasa. Yuk belajar dari kisah-kisah beliau dalam menghargai para sahabatnya ^^

Reward atau penghargaan. Pada dasarnya setiap manusia ingin mendapatkannya bahkan seringkali berlomba-lomba untuknya dengan beragam motivasi. Nah berbicara organisasi, entah kedudukan kita sebagai pemimpin atau apapun itu, perlu adanya saling menghargai satu sama lain. Menghargai tidak sekedar ‘memberikan harga’ pada jasa orang lain, tetapi sesuai ajaran Rasulullah, menghargai memiliki makna yang lebih dari itu, di sana terdapat makna persaudaraan (bahasa kerennya: ukhuwah) yang mendalam, dan pernghargaan antar sesama juga menunjukakan rasa cinta dan peduli. So show up your love guyz! Eeeeits cinta dalam persaudaraan islam yaaaa, bukan yang lain.

Dengan pernghargaan yang diberikan pada para sahabatnya, Rasulullah Muhammad SAW berhasil membuat para sahabatnya itu merasa Ge Er bahwa ialah yang paling dicintai oleh Rasulullah, padahal, Rasulullah memberlakukan hal yang sama kepada sahabat-sahabat yang lain, namun mereka tidak mengetahuinya, seolah penghargaan itu hanya diberikan pada dirinya saja, itulah pandainya Rasul Allah satu ini. Seperti dalam cerita unik ini, bahwa suatu saat dalam forum rutin, ada seorang sahabat yang tidak hadir karena berhalangan, dan Rasulullah pun menanyakan namanya di hadapan forum, para sahabat seisi forum tentu merasa iri atas kecintaan Rasulullah pada sahabat yang tidak hadir tersebut sampai-sampai Rasulullah menyebut namanya di hadapan forum karena perasaan khawatir Rasulullah. Padahal Rasulullah memberlakukan hal yang sama atas sahabat yang lain.

Subhanallah, hal sekecil itu bahkan dilakukan Rasulullah sebagai bentuk penghargaan dan perhatiannya pada para sahabat. Akan jadi luar biasa apabila hal kecil itu tertanam dan terlaksana oleh para pemimpin di organisasi yang kita ikuti. Mungkin hanya berawal dari sebuah hal kecil seperti itu ya guyz, tapi efeknya luar biasa, bisa bikin para sahabat Ge Er coba, haduh gimana ya kalau itu terjadi pada kita? Nama kita ditanyakan di depan forum ketika kita tidak hadir? Tapi jangan dijadiin motivasi buat sering bolos rapat yaaaa, hayooo… Ohya, ‘Ge Er’ nya para sahabat di sini bukan berarti terus menyombongkan diri, tapi mereka terus memacu kinerja mereka, baik dilihat atau tidak dilihat oleh Rasulullah.


Rupanya, pemimpin-pemimpin kita (dan kita juga) sudah sering melupakan hal kecil ini. Padahal Rasulullah yang merupakan peng-kader umat terbaik, pimpinan perang terhebat, dan penyusun skenario perang terdahsyat sekalipun, masih menyempatkan diri memberikan penghargaan pada para sahabatnya, seperti pada cerita Julaibib, bagaimana Rasulullah begitu menghargai tentara perangnya yang gagah satu ini. Faktanya, Julaibib bukanlah seorang sahabat yang terkenal dan memiliki banyak harta, bahkan ia adalah sahabat Nabi yang papa (miskin), namun ia rajin berdzikir dan tak pernah absen dari shaf pertama salat jamaah dan aktif dalam berbagai pertempuran, kita???


Ah agan semua pasti sudah mengetahui tentang kisah Julaibib ini, sedikit kita ingat lagi yuk. Nah, singkat cerita Nabi kerap kali bertanya tentang pem-bujang-annya. Namun ia selalu menjawabnya dengan jawaban yang sama, dengan nada keraguan ia mengatakan bahwa mana ada seorang perempuan yang mau menikah dengannya yang serba kekurangan harta dan tak berkedudukan itu. Dan Rasulullahpun mengutusnya datang ke sebuah keluarga kaya raya dan menikah dengan anak gadis dalam keluarga tersebut. Benarlah bahwa orang tua si gadis meragukannya, namun si gadis tak kuasa menolak jodoh yang dipilihkan langsung oleh Rasulullah. Meskipun Julaibib miskin, namun si gadis yakin dengan pilihan Rasulullah. Akhirnya terbangunlah sebuah ikatan suci berlandaskan taqwa dan ridha-Nya.


Seruan Jihad berkumandang, dan Julaibib turut serta dalam peperangan hingga akhirnya syahid. Ini nih cerita intinya, tentang penghargaan Nabi terhadap Julaibib, cerita cinta Julaibib semoga bisa jadi selingan bermakna ya guyz! Ahihi!

Saat Nabi mengabsen nama-nama sahabat yang gugur, dan para sahabat memberikan sederetan nama, namun rupanya mereka lupa akan Julaibib sehingga namanya tidak ada dalam daftar. Namun tidak dengan Nabi, Nabi tak sekalipun melupakannya, tidak sekalipun! (PENTING untuk para pemimpin dan calon-calon pemimpin). Beliau Nabi Yang Mulia berkata, “Tapi aku merasa kehilangan Julaibib.” Dan setelah mencarinya, Rasulullah menemukan jenazah Julaibib tertutup pasir, dan Rasul nan mulia ini membersihkan pasir di wajah prajurit perangnya itu (so sweet…sungguh pemimpin yang rendah hati) dan ia berkata, “Ternyata engkau telah membunuh tujuh orang musuh, kemudian engkau sendiri terbunuh. Engkau termasuk golonganku dan akupun termasuk golonganmu. Engkau termasuk golonganku dan akupun termasuk golonganmu. Engkau termasuk golonganku dan akupun termasuk golonganmu.”

Begitulah cara Nabi menghargai jasa dan prestasi. Bukan pada harta dan KEDUDUKAN. Mantep guyz, Nabi sampai ngucapin kalimat kedua terhitung tiga kali, berarti tak ada keraguan sedikitpun atas jasa Julaibib ini. Penghargaan tiada tara dari Rasul langsung!


Tapi bukan berarti kita menghargai jasa rekan dalam organisasi dengan mengatakan, “Engkau termasuk golonganku dan akupun termasuk golonganmu,” seperti yang dikatakan Nabi. Bukannya merasa dihargai malah terkesan sombong, nah mari belajar menghargai ala Rasulullah.

Yupz, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari keteladanan Rasulullah SAW? Benar sekali! Reward atau penghargaan dalam sebuah organisasi yang berbasis kerjasama, menjadi sebuah hal penting bagi keharmonisan intern organisasi tersebut. Penghargaan tak harus berupa materi. Namun ‘perhatian’ yang kita berikan pada rekan kita adalah penghargaan besar, lebih besar dari sekedar materi.

Lalu lihat diri kita, seberapa besarkah perhatian kita pada rekan kita dalam organisasi, jangan-jangan kita malah sering suudzon pada mereka, saat mereka ngantuk dalam rapat,,,,, “…ini pasti kebanyakan nonton pelm waktu malem ni, malah tidur pas rapat.” Eiiiits seperti itukah? Barangkali ia semalaman kerja lembur jadi kuli bangunan buat bayar SPP (Subhanallah), jadi ngantuk pas rapat. Naaaaah ketauan kan kalau perhatian sebagai bentuk penghargaan kita sangat kurang. Ayo berlomba-lomba memberi perhatian pada rekan kita.


Ini nih tips memberikan pernghargaan sederhana pada rekan kita: biasakan mulut kita dengan 3 kata berikut terucap untuk rekan kita, yaitu kata “Selamat” (atas kerja maksimalnya), “Terimakasih” (karena jasanya) dan “Maaf” (tiap kita berbuat salah), nah jangan gengsi ya…. dan jangan lupa untuk tidak bermuka masam ketika di hadapan rekan kita alias senyum setulus kita bisa, Nabi saja sampai ditegur Allah karena pernah bermuka masam (check this story out!). Subhanallah… INGAT! 3 kata 1 aksi: Selamat, Terimakasih, Maaf, dan Senyum 

Selamat meneladani Rasulullah. Semangat!

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons