Senin, 11 Juli 2011

Cambuk di Hati

Tertulis untuk orang-orang yang juga memiliki mimpi dan harapan-harapan tinggi untuk masa depan, smangat!
pantang untuk menyerah!
Perih memandang kenyataan bahwalangit yg ingin aku gapai sangatlah tinggi
laut yg ingin kusebrangi sangatlah luas,
perih, menusuk hati,
mawar yg ingin kucium sangatlah berduri,
kereta yg ingin kukejar sangatlah cepat,
tercambuk hati ini, merasakan
matahari yg ingin kupandang terlalu terang,
sutera yg indah sangatlah mahal,
Sedih, air mata yg tertahan,
melihat orang-orang tercinta berharap ku bisa melakukan itu,
menggapai langit,
menyeberangi lautan,
mencium harum mawar,
mengejar kereta nan cepat,
memandang cerahnya mentari,
membeli sutera yg indah,
tak mengapa, cambuk ini adalah luka yg indah, dimana tergoreskan dalam hati impian2 yg tinggi,
tak mengapa, bau mawar adalah penghibur hati,tak mengapa, sutera yg indah adalah kain pendamai hati,tak mengapa,
melangkah dg kereta adalah gagasan yg lebih baik,tak mengapa, memandang mentari pagi bisa kuraih,
semua impian dan harapan itu muncul dan mencambuk hati, memecut rasa iri, iri untuk ilmu yg tinggi sesuai sunnah nabi,impian itu muncul mengiris kepekaan hati, orang orang tercinta ingin kumelakukan ini,
dan melihat insan lain mampu menggapai semua ini, kutahu makanan mereka tak jauh dari nasi, yg membedakan adalah perjuangan menggapai seluruh mimpi,karena mereka memiliki semangat dalam diri.
Allah tak akan ingkar janji, Man Jada wa Jada.
Itulah janji Ilahi.
Akan kutanam sebagai cambuk hati.
Agar selalu yakin dalam diri.Melangkah bersama syair Ilahi,
_Diana Azhar Al-Rasyid_

Minggu, 10 Juli 2011

Kucoba memasang topeng

Terlalu banyak orang yang bisa menjadi inspirasi dalam dunia ini,
Tokoh
Orang Tua, Guru
Kawan
Semua bisa menjadi inspirasi, bangga tentunya bisa seperti mereka, merasa sempurna ketika bisa menirunya, bergaya, bertingkah, dan bahkan tersenyum seperti mereka,
Semua bisa ditiru, mengatas namakan kebaikan danperubahan….. Kumulai memasang topeng itu
Nyaman, awalnya, merasa sempurna mulanya, senang kiranya mendengar decak kagum di sekitar.
Ketika kumulai terpaku dalam waktu, terlintas, betapa aku terkurung dalam kesempurnaan orang lain, betapa ku tak bisa menunjukkan siapa diriku, kutak bisa memperbaiki diriku, karena sesungguhnya yang keperbaiki bukanlah diriku, yang kuperbaiki adalah citra orang lain,
Kutersadar, ketika kumenginginkan perubahan, bukan orang, atau tokoh yang kau tiru, tapi yang harus kau tiru adalah cara… cara mereka melakukannya.
Kau ingin perubahan dalam bahasamu, tirulah bagaimana cara mereka berbahasa, kau menginginkan perubahan pada sikapmu, tirulah bagaimana cara mereka bertingkah laku, lalu jangan kau menirunya lengkap dengan setting atau pengaturannya, kau tiru caranya dan terapkan sesuai gaya dan setting dalam dirimu,
Tak perlu sempurna kau meniru, karena kau bukanlah dirinya,
Tak perlu persis kau meniru, karena diriya bukanlah dirimu,
Kau lepaskan topeng dalam diri, dan biarlah semua mengalir dalam diri, sikap, perilaku, dan semuanya, hanya saja bila kau menginginkan perubahan setidaknya kau tidak akan membiarkan dirimu meneruskan tingkah yang tak layak.
Tertawa, bolehlah itu jadi selingan, tapi tertawa bukanlah hal yang baik, karena tertawa dapat mematikan perasaan,
Bercanda, bolehlah kau bercanda, tapi ingatlah orang yang menghadap Sang Khalik adalah orang yang serius,
Bertingkah, bolehlah kau bertingkah, tapi berpikir tentu lebih diutamakan,
Berdebat, kau lebih baik menjauhkan diri dari hal tak berguna ini,
Bermusyawarah, diutamakan kau mendahulukan hal ini
Kau tahu mana yang baik dan yang buruk, tapi kenapa seakan untuk melakukan hal yang baik selalu terasa berat?
Karena sesungguhnya kau terlalu banyak berpikir akan hal yang tidak perlu, hatimu banyak mendebat kebaikan, karena sesungguhnya setan ada di samping hati insan yang ragu,
Maka ketika ada perhelatan pikiran dan perasaanmu antara melakukan hal baik atau tidak, kau harus segera menjawab dalam hati YA! Aku akan melakukannya,
Agar tak ada lagi kesempatan bagi setan untuk menghasutmu lagi………….
Kini kucoba melepaskan topeng dalam diriku
Menjadi pribadiku seutuhnya
_Diana Azhar Al-Rasyid_
Betapa cantiknya topeng yang kupakai, namun betapa pula ia mengekangku dalam kesempurnaan semu, semu tak berujung

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons