Minggu, 18 Desember 2011

Keluarga Besar (Kawan-kawanku) dari SD hingga kuliah

Bismillahhirrahmanirrahim.

19 tahun sudah aku menginjakkan kaki di bumi nan luas milik Tuhan Yang Maha Luas Pemberian Nya. Ucap syukur alhamdulillah, banyak sekali pegnalaman kekeluargaan yang aku dapat selama menghirup udara yang segar di taman makna kehidupan ini.

Selain keluargaku, aku juga memiliki banyak sekali keluarga besar mulai dari saat SD, hingga sekarang.

Saat TK
  • Keluarga besar TK Tunas Rimba Cibenon (xixixixi) teringat bagaimana cantiknya aku dulu (welah gubrak) saat tiap pagi aku didandani oleh ibuku ^^ menggunakan ikat rambut yang berjuntai-juntai dan mengkilap sana sini jika diterpa sinar matahari, dan menimbulkan bunyi krincing-krincing (hahahaha) saat aku berlarian. Teringat juga dengan sepatuku yag mungil dan warna warni (:3 wew) juga teman-temanku yang jahil, nakal dan nyebelin (membuatku terjatuh dari ayunan yang melankolis seperti di pilm-pilm India jaman dulu, menjadi ayunan nan kasar, tiba-tiba bukkk! terjungkal aku dari ayunan daaaan meledaklah tangisan gadis cantik nan indah jelita saat itu) xixixixixi. Teringat juga dengan jalanan yang tiap pagi aku lalui saat hendak masuk sekolah, hamparan sawah menghijau yang kini sudah jarang sekali aku temui di kota (hiks).
  • Keluarga besar arisan keluarga SMP N 2 Sidareja (sebenarnya yang arisan Abah sama Umi :P hee), tapi meskipun arisan itu masih berjalan sungguh berbeda dengan masa-masa arisan dulu, karena dulu anak-anaknya masih kecil-kecil, lari-larian sana-sini, gloweh, ejek-ejekan de el el, dulu sering diajak ke arisan, waktu dah di Te Ka Pe, semua anak kecil akan mendapat tempat untuk makan sepuasnya (termasuk aku) pasti selalu ditawari makanan kecil yang disuguhkan. Sekarang???? mau ikut arisannya aja malu, ditambah lagi kalau harus mengambil makanan yang dihidangkan (pikir-pikir dulu). Haha itulah ruginya jadi anak gede :D
Saat SD:
  • Keluarga besar SD N 04 Sidareja. Setelah lulus TK O besar, aku masuk ke SD ini. Tapi karena rumahku pindah (dari kontrakkan di Cibenon pindah ke rumah gubuk di Tegalsari :) waaa) jadi sekolahkupun harus pindah karena jaraknya jauh, hanya beberapa hari saja aku menikmati sekolah di sekolah yang KATANYA adalah bekas kamar mayat (hahaha entah itu adalah bualan anak-anak di sekitarku dulu entah betulan yang jelas aku masih menunggu kejelasan cerita selanjutnya dari kamar mayat itu :D jadi jangan tanyakan padaku tentang cerita itu heee). Selama di sekolah di sana aku masih malu-malu (maklum pemalu ^^) dan seingatku yang aku dapatkan di sana adalah seragam olahragaku yang keuda setelah seragam olahraga TK). Lumayaaaaaan :D
  • Keluarga besar SD N 03 Tegalsari. Aku harus pindah ke lingkugnan baru, banyak penyesuaian yang harus aku lakukan, termasuk ruang kelas yang baru. Masih teringat olehku hari pertama masuk kelas di sekolah ini Abah harus menemaniku seharian penuh dengan menjadi murid Bu Mur (Guru kelas 1 SD waktu itu), menjadi murid yang paling tua :D karena olehku, Abah tak boleh keluar kelas, harus menemaniku sampai lepas pelajaran xixixixi (konyol). Di sini aku banyak mendapatkan sahabat-sahabat, ada Suni, Paryatun, Ana. Tapi aku lupa dulu aku duduk sama siapa ya? heeee. Dulu aku sempat menjadi bintang kelas (bukan binatang kelas ya ><). Tapi anehnya, yang membuat aku lebih bangga bukan karena bintang kelasnya(haha), tapi yang membuatku lebih bangga aku dulu pernah jadi pengibar bendera waktu kelas 5 SD (wwaaaaa senangnya). Tapi malangnya segera dicopot dan berganti menjadi pembaca doa (nasiiiiib--"). Banyak hal menarik yang aku dapatkan saat bersekolah di sini
  • Keluarga besar Sempoa Mandiri Sidareja. Dulu aku pernah mengikuti les sempoa (alat hitung kuno gitu deh) yang memang sangat membantuku saat itu, karena aku senang dengan matematika saat itu, saat SD aku sering ikut lomba, yaa meski sebagai pengisi kursi kosong ruang lomba :D, tapi lumayan lah dari lomba itu aku bisa jalan jalan sampe Majenang (kota yang cukup jauh buatku saat itu), ke Cilacap, dan ke Jakarta (pegalaman pertama ke Jakarta saat SD wkwkwkwk menarik). Di Sempoa Mandiri, aku juga dapet banyak sahabat, tapi kebanyakan adalah adik kelasku (tua ndidi (--,))
  • Keluarga Besar National English Centre. Wah keren banget namanya (sebenernya lebih mirip les bahasa inggris biasa). Ya selain les sempoa, aku juga diikutkan NEC oleh orang tuaku, pengalaman jadinya :D walaupun sekarang bahasa inggrisku tete aja KACAU! xixixixixi. Sebenernya keluarga besar Sempoa Mandiri dan NEC di tempatku ya orangnya sama saja :D jadi kita have fun bareng bersama para pengajar dengan suasana islami dan persaudaraan yang kental. Alhamdulillah sejak kecil diberi kesempatan mengenal lingkugnan Islam :)
Saat SMP
  • Keluarga besar SMP N 2 Sidareja. Waaah ini nih mulai banyak cerita di sini. Teman-temanku dari mulai kelas VII C, VIII B, dan IX B semuanya unik-unik. Dulu VII C sempat dikenal sebagai kelas nyleneh plus nakal, (pitnah itu :D gag gitu) tapi juga sebagai kelas unggulan (yang ini lebih pitnah lagi haha). Dari mulai kasus kaos kaki dan sepatu yang diobrak-abrik saat anak-anak sedang soalt di mushola, sampai ban gembos di parkiran, kelas C lah yang jadi tertuduh (nakal :D sekali rupanya). Kelas VIII B yang tidak kalah luar biasa. Dan kelas IX B yang sangat luar biasa (aku lupa dulu temenku siapa aja ya --" resiko orang memori lemah gini nih). Beda dengan saat SD, aku gag pernah diikutkan les lagi, kecuali les bahasa Inggris dadakan sebelum ujian wheehehe (mepet). Ohya saat lebarn kemarin kita sempat mengadakan temu alumni, ini diaaaa



  • Keluarga besar OSIS SMP N 2 Sidareja. Dulu aku sempat menjadi anggota pengurus OSIS, dapet amanah di sie kerohanian. Walau begitu tetep aja aku ini bawang kontong :D gag bisa ngapa-ngapain. Statis deh, jadinya sie kerohanian dipake kalau lagi ada tarikan sumbangan buat temen-temen yang keluarganya meninggal dunia (haha lumayan ada gunanya).
Saat SMA
Waaaaaa ini adalah saat yang paling menyenangkan buatku :D Ada banyak keluarga yang aku dapet saat itu.
  • Keluarga besar SMA N 1 Sidareja. Di sinilah aku menikmati masa-masa remajaku yang penuh gejolak (emang sekarang udah bukan remaja ya??? dipertanyakan). Aku masuk SMA ini karena usulan dari orang tua. Teman-temanku jauh lebih luar biasa dari sebelunya :) mulai dari kelas X3 (kelas yang terpencil dari kelas lain bersama kelas X4 hiks). Kemudian kelas XI IPA 3 (yang ini jauh lebih terpencil dari sebelumnya, kalau dulu masih ada temennya X4 sekarang boro-boro, deketnya adalah lab jadi sering ada orang kalau lagi praktik saja uhuhuhu). Kemudian XII IPA 3 lumayan, sudah tidak berada di perasingan :D bahkan menjadi penengah antara kelas IPA dan IPS (penengah tempatnya makasudnya). Karena saking solidnya kita di kelas XII IPA 3 kita menjuluki kelas kita dengan sebutan populer DENSUS3 (D Education Nation of Super Science 3) nama itu diambil karena saat kelas XI sedang ada pembuatan kaos olahraga yang akan ditulisi identitas kita, akhirnya ketemulah Densus 3 sebagai rancangan bersama (karena lagi ngetren densus88 saat itu, numpang keren deh jadinya (keren????)). Kita menyebut kelas kita sebagai kelas yang paling solid di antara kelas IPA yang lain (saking solidnya kemana-mana nggerombol cuma satu kelas hingga dijuluki kelas kurang sosial wkwkwkwk). Waaaaaah kalau cerita tentang DENSUS3 gag akan selesai-selaesai deh jadinya, pokoknya kita adalah kelas yang paling tangguh (walau tarik tambang kalah :D gag papa). Ini adalah gambaran kekompakan pasukan DENSUS3, kita juga kelas yang paling heboh, sampai-sampai kelas drama saat pelajaran bahasa Indonesia, kelas kita selalu berubah seperrti disulap menjadi ruang teater :D dan akhirnya terpilih menjadi kelas yang diberi kesempatan menapilkan seni drama di panggung pelepasan kakak tingkat :D luar biasa
--------------------------Kekompakan dengan belepotan apa bedanya??? :) ---------------------------

----------------------------Dan yang ini adalah suasana sebelum drama ----------------------------
  • Keluarga yang tak kalah mengasyikkan adalah keluarga OSIS SMA N 1 Sidareja, kita berjuang bersama di sana makan tumperng bareng :D nangis-nangis (buat yang nangis :P hee). Bertemu -dan berteman- dengan para guru (dan terkadang dapet semprot karna salah di sini dan di situ hahaha tapi jadi pengalaman yang luar biasa)
  • Keluarga yang sangat membuatku bahagia adalah keluarga REMAS AS-SALAM SMA N 1 Sidareja. Rasa persaudaraan karena islam yang tak kudapatkan di OSIS aku dapatkan di sini, ya aku haus akan persaudaraan islam, sungguh terasa menyenangkan berada di antara dan menjadi bagian dari mereka :') aku tersenyum haru merindukan keluargaku di remas :') salam perjuangan untuk adik-adikku di sana :) smangKA!!

Saat Kuliah
Yang ini nanti dulu deh, bersambung dulu, capek fyuuuuuuh --)~
Alhamdulillah pejalanan hidup yang luar biasa. Terimakasih ya Allah ^^

Kamis, 27 Oktober 2011

Jati Diri dalam Keterpurukan

Ketika aku sedang dalam keterpurukan sebagai pelajar, ayahku menghiburku,”Menjadi seseorang yang sukses di masa mendatang, kau tidak harus menjadi siswa yang memiliki rangking pertama dan juara pertama di kelas ataupun di sekolah. Namun orang sukses di masa mendatang adalah orang yang di masa sekarang berhasil mengatasi keterpurukan dan kegagalannya. Yaitu dengan bangkit dari kajatuhan dan percaya bahwa Allah tak pernah menyia-nyiakan kesungguhan seorang hamba. Seorang siswa tak pantas menyebut dirinya gagal ketika mendapat nilai jelek, karena jika ia tahu sungguh menyesal dirinya, karena apa? Karena bahkan Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu beberapa tingkat. Namun bukan berarti kau boleh terus merasa nyaman mendapat nilai jelek, kau harus bangkit dan berusaha.” Seketika itu aku tersadar. Ayahku juga mengajarkan padaku, Allah itu membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam urusan akhirat, maka imbangilah ilmu itu dengan iman. Terimakasih Ayah. 

Ketika aku sedang dalam keterpurukan sebagai seorang teman, yang merasa telah melakukan kesalahan paling besar dalam sejarah persahabatan, Ayahku menenangkan hatiku, bahwa seorang teman tak selamanya benar, wajar ketika kita melakukan kesalahan, karena kehidupan itu perlu adanya proses Trial and Error. Seorang teman yang marah pada kita seolah ingin menunjukkan pada kita bahwa kita adalah orang terdekatnya. Seseorang berani marah, karena ia merasa kita adalah orang yang telah mengenalnya dengan sangat dekat, dan merasa kita telah mengenalnya lebih dekkat pula, jika dibandingkan orang lain. Ia tak mungkin marah pada orang yang belum ia kenal. Dan kini aku berusaha lebih baik untuk menjadi seorang sahabat bagi para temanku.



Ketika aku merasa gagal sebagai seorang manusia, Ayahku menceritakan cerita seekor kerang. Ada seekor kerang yang bertanya pada manusia saat manusia itu melempari batu ke laut seolah putus asa. “Hai manusia, engkau ini sombong sekali rupanya, ketika kau dirundung kesulitan, kau berputus asa seolah Tuhan tak adil padamu, kau malah mengutuk dan melempar sumpah serapah pada alam. Kau begitu sombong, padahal kau itu tak ada apa-apanya dibandingkan aku. Aku harus selalu menjaga harta yang diamanatkan Tuhan padaku, mutiara yang selalu diincar manusia serakah sepertimu, tapi aku terus bersabar atas tugas ini, yang kutahu hanyalah patuh pada Tuhanku. Lalu engkau? Baru ditimpa masalah seperti itu saja kau berputus asa. Kau kira kesabaranmu telah habis? Padahal masih banyak makhluk yang lebih sabar darimu. Jika kau berputus asa tak ada guna kau menjadi khalifah di bumi Allah ini. ” Aku percaya kini, Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.

Ketika aku dirundung sedih, adikku menghiburku, “Hai Kak, hanya sebesar itukah senyummu untuk hidupp ini? Lihat aku, meskipun aku jelek, aku tetap menghargai pemberian Tuhan padaku ini. Ya meskipun dulu aku seperti Pasha, tapi sekarang aku tetap seperti Aril. Kau Tahu itu?” Kulihat ia begitu gigih menghibur dirinya sendiri, mewarnai hidup dengan senyum dan rupanya aku harus belajar darinya.

Ketika Aku merasa gagal sebagai seorang anak, Ayahku mengatakan padaku, bahwa sebagai anak bagus jika kau menyesal telah berbuat salah. Namun kau harus tahu, bahwa tak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya menderita, maka orang tua akan segera memaafkan kesalahan anaknya ketika anaknya telah meminta maaf. Maka dari itu kau harus menghibur dirimu, bahwa Ayah dan Ibu sangatlah sayang padamu.

Ayahpun selalu mengajariku untuk berserah diri pada Allah Azza Wajalla, dengan mengatakan, “Ya Allah, tiadalah Engkau menciptakans emua ini dengan sia-sia.”
Ketika di lain waktu aku gagal, Ayahku menasihatiku,”Wahai anakku, kegagalan adalah bumbu kehidupan, kurasa kau tahu itu, tak perlu lagi aku mengajarimu, karena kau telah dewasa kini. Namun mungkin kau lupa, dan Ayah ingin mengingatkanmu. Sambutlah kegagalan dengan senyuman dan bangkitlah kejar kesuksesan! Waktumu masih begitu banyak. Kenapa kau harus senyum? Karena di saat kau dewasa nanti dan kau telah berada dalam kesuksesan, ceritakanlah pada anak cucumu, bahwa dulu kau pernah mengalami kegagalan, ya kegagalan yang pahit, namun dirimu bisa menjadi orang yang paling sukses di antara orang sukses yang dulu pernah sukses. Maka betapa senang dan bangga anak cucumu mendengar perkataan mu itu. Dan bangkitlah anakku! Bangkit! Bangkit atau kau akan kehilangan momentum untuk menceritakan kegagalanmu yang menambah manis kesuksesanmu pada anak cucu! Bangkit Ananda!”

Ayah yang terhormat, kau lebih kuhormati daripada seorang kepala sekolah, kau lebih kuhormati dari seorang presiden, kau lebih kuhormati dari seorang Pahlawan. Karena bagiku, kau pembimbingku. Kau motivasiku, kau inspirsiku. MaSihkah akan kau tanyakan apa aku mencintaimu? Aku tak harus mengatakannya Ayah, karena kutahu bahwa kau tahu.

Rabu, 19 Oktober 2011

Cinta adalah Sebuah Kata Kerja

Membicarakan cinta, banyak orang merasa ini adalah suatu hal yang sensitif. Tiada ujung bila dibicarakan. Tak sedikit pula yang beranggapan bahwa cinta itu lumrah (maklum), siapa saja boleh memiliki dan memanfaatkan cinta.

Masuk dalam salah satu materi yang saya dapat, materi dari sebuah majelis ilmu yang luar biasa. Bukan yang biasa-biasa saja. Bila digambarkan, majelis ilmu seperti padang rumput, dimana saja kita mencari air, tanah selalu menyediakannya. Dalam majelis ilmu, dimana saja dan darimana saja apabila kita ingin menimba dan mencuri ilmu, majelis ilmu membuka banyak sekali peluang.

Dari pemandu, pembimbing, guru, dosen, tutor, teman sebaya, semuanya menyediakan banyak referensi ilmu. Ilmu yang ingin saya bahas sekarang ini adalah ilmu tentang CINTA ADALAH SEBUAH KATA KERJA.

Dari pernyataan dasar yang ada, kata kerja berarti kata yang berkedudukan sebagai penggerak pelaku. Berarti pula kata tersebut mengajak subjek untuk melakukan sesuatu. Kita anggap di sini, subyeknya adalah diri kita.

Peraturan pertama, bayangkan dalam pikiran bahwa cinta di sini adalah cinta pada benda atau orang.
Jika sudah sepakat dengan peraturan pertama kita beranjak ke permainan makna CINTA.
Cinta kita kepada seseorang, pada benda kesayangan, membuat kita merasa harus memilikinya. Misal saya cinta pada boneka saya, maka saya harus memilikinya agar dia senantiasa bisa menemani saya saat tidur, bisa saya peluk ketika saya sedih, dia bisa mendengarkan cerita saya saat saya sedih, meski kenyataannya ia tetap boneka, yang tak mengerti bahasa manusia.

Misal pula, saya cinta pada seseorang, saya merasa saya harus memilikinya sebagai pacar, agar ia bisa mengerti betapa saya cinta dia, agar ia bisa selalu menemani saya dalam suka maupun duka.

Dua contoh telah dapat membuktikan bahwa selama ini kita berpikir bahwa kita menempatkan CINTA BUKAN SEBAGAI KATA KERJA. Melainkan kita sebagai subjek terlalu banyak menuntut hak, bukan melaksanakan kewajiban. Padahal secara jelas dipelajari pada jenjang kelas 4 SD bahwa antara hak dan kewajiban yang didahulukan adalah kewajiban.

Kita menuntut CINTA untuk menemani kita, kita menuntut CINTA untuk mengerti kita, kita menunut CINTA untuk memberikan kenyamanan pada diri kita, menuntut CINTA untuk memberikan kita bahagia.

Sadari kembali bahwa CINTA adalah penggerak kita untuk melakukan kerja. Maka sudah seharusnya kita melakukan kerja. Jika cinta pada seseorang, maka kita harus MEMberikan pengorbanan padanya, kita harus MElayani dia, MEngerti dia, MEluangkan waktu untuknya, MEnuruti apa permintaanya, Menyerahkan cinta kita seutuhnya padanya.

Masuk ke peraturan kedua, sekarang kita fokuskan CINTA yang kita bahas adalah CINTA pada TUHAN. Cinta pada ALLAH.

Seseorang mengaku cinta, ia rela berkorban, kita mengaku cinta pada ALLAH Ta'ala, maka kita rela berkorban untuk NYa (seharusnya). Kita CINTA ALLAH maka kita MEmberikan pengorbanan untuk Nya, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, untuk berjalan di atas jalan yang telah ditentukan Nya, yaitu jalan kebenaran.

Seseorang mengaku cinta, ia MEnuruti apa yang diminta, kita MEncitai ALLAH, berarti kita MEnuruti apa yang diminta dan diperintahkan Nya (seharusnya).

Lalu berapa ME lagi yang harus kita lakukan untuk CINTA? semua ME! karena CINTA ADALAH KATA KERJA.

Berat?

Masuk ke peraturan ketiga, dalam padang rumput kita diharuskan banyak belajar dan memperhatikan dimana titik air bisa didapat, begitu pula dalam majelis ilmu, kita harus bisa menemukan dimana titik-titik sumber ilmu bisa didapatkan secara maksimal. Yaitu kembali pada diri kita sendiri.

Senin, 11 Juli 2011

Cambuk di Hati

Tertulis untuk orang-orang yang juga memiliki mimpi dan harapan-harapan tinggi untuk masa depan, smangat!
pantang untuk menyerah!
Perih memandang kenyataan bahwalangit yg ingin aku gapai sangatlah tinggi
laut yg ingin kusebrangi sangatlah luas,
perih, menusuk hati,
mawar yg ingin kucium sangatlah berduri,
kereta yg ingin kukejar sangatlah cepat,
tercambuk hati ini, merasakan
matahari yg ingin kupandang terlalu terang,
sutera yg indah sangatlah mahal,
Sedih, air mata yg tertahan,
melihat orang-orang tercinta berharap ku bisa melakukan itu,
menggapai langit,
menyeberangi lautan,
mencium harum mawar,
mengejar kereta nan cepat,
memandang cerahnya mentari,
membeli sutera yg indah,
tak mengapa, cambuk ini adalah luka yg indah, dimana tergoreskan dalam hati impian2 yg tinggi,
tak mengapa, bau mawar adalah penghibur hati,tak mengapa, sutera yg indah adalah kain pendamai hati,tak mengapa,
melangkah dg kereta adalah gagasan yg lebih baik,tak mengapa, memandang mentari pagi bisa kuraih,
semua impian dan harapan itu muncul dan mencambuk hati, memecut rasa iri, iri untuk ilmu yg tinggi sesuai sunnah nabi,impian itu muncul mengiris kepekaan hati, orang orang tercinta ingin kumelakukan ini,
dan melihat insan lain mampu menggapai semua ini, kutahu makanan mereka tak jauh dari nasi, yg membedakan adalah perjuangan menggapai seluruh mimpi,karena mereka memiliki semangat dalam diri.
Allah tak akan ingkar janji, Man Jada wa Jada.
Itulah janji Ilahi.
Akan kutanam sebagai cambuk hati.
Agar selalu yakin dalam diri.Melangkah bersama syair Ilahi,
_Diana Azhar Al-Rasyid_

Minggu, 10 Juli 2011

Kucoba memasang topeng

Terlalu banyak orang yang bisa menjadi inspirasi dalam dunia ini,
Tokoh
Orang Tua, Guru
Kawan
Semua bisa menjadi inspirasi, bangga tentunya bisa seperti mereka, merasa sempurna ketika bisa menirunya, bergaya, bertingkah, dan bahkan tersenyum seperti mereka,
Semua bisa ditiru, mengatas namakan kebaikan danperubahan….. Kumulai memasang topeng itu
Nyaman, awalnya, merasa sempurna mulanya, senang kiranya mendengar decak kagum di sekitar.
Ketika kumulai terpaku dalam waktu, terlintas, betapa aku terkurung dalam kesempurnaan orang lain, betapa ku tak bisa menunjukkan siapa diriku, kutak bisa memperbaiki diriku, karena sesungguhnya yang keperbaiki bukanlah diriku, yang kuperbaiki adalah citra orang lain,
Kutersadar, ketika kumenginginkan perubahan, bukan orang, atau tokoh yang kau tiru, tapi yang harus kau tiru adalah cara… cara mereka melakukannya.
Kau ingin perubahan dalam bahasamu, tirulah bagaimana cara mereka berbahasa, kau menginginkan perubahan pada sikapmu, tirulah bagaimana cara mereka bertingkah laku, lalu jangan kau menirunya lengkap dengan setting atau pengaturannya, kau tiru caranya dan terapkan sesuai gaya dan setting dalam dirimu,
Tak perlu sempurna kau meniru, karena kau bukanlah dirinya,
Tak perlu persis kau meniru, karena diriya bukanlah dirimu,
Kau lepaskan topeng dalam diri, dan biarlah semua mengalir dalam diri, sikap, perilaku, dan semuanya, hanya saja bila kau menginginkan perubahan setidaknya kau tidak akan membiarkan dirimu meneruskan tingkah yang tak layak.
Tertawa, bolehlah itu jadi selingan, tapi tertawa bukanlah hal yang baik, karena tertawa dapat mematikan perasaan,
Bercanda, bolehlah kau bercanda, tapi ingatlah orang yang menghadap Sang Khalik adalah orang yang serius,
Bertingkah, bolehlah kau bertingkah, tapi berpikir tentu lebih diutamakan,
Berdebat, kau lebih baik menjauhkan diri dari hal tak berguna ini,
Bermusyawarah, diutamakan kau mendahulukan hal ini
Kau tahu mana yang baik dan yang buruk, tapi kenapa seakan untuk melakukan hal yang baik selalu terasa berat?
Karena sesungguhnya kau terlalu banyak berpikir akan hal yang tidak perlu, hatimu banyak mendebat kebaikan, karena sesungguhnya setan ada di samping hati insan yang ragu,
Maka ketika ada perhelatan pikiran dan perasaanmu antara melakukan hal baik atau tidak, kau harus segera menjawab dalam hati YA! Aku akan melakukannya,
Agar tak ada lagi kesempatan bagi setan untuk menghasutmu lagi………….
Kini kucoba melepaskan topeng dalam diriku
Menjadi pribadiku seutuhnya
_Diana Azhar Al-Rasyid_
Betapa cantiknya topeng yang kupakai, namun betapa pula ia mengekangku dalam kesempurnaan semu, semu tak berujung

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons