Minggu, 10 April 2016

Tempat-tempat Tenang untuk Berkonsentrasi

Bismillahirrahmanirrahim...

Suasana yang biasa terjadi di tempat kuliah sangat bertolak belakang dengan suasana saat SMA, dimana di saat SMA saya terbiasa sendiri, melakukan segala aktivitas sendiri, dan tak biasa berbagi. Ya, hanya seorang diri. Setelah masuk kuliah, kamar selalu dihuni berdua, akhirnya belajar berbagi berbagai fasilitas pribadi. Sejak SMA terbiasa dengan suasana sunyi, belajar sendiri, berkonsentrasi hingga malam, sekarang? biasanya di asrama masih berisik sampai malam tiba. Hemmmm. Semua kebiasaan itu seolah menuntut dipenuhi setiap saat. Ada saatnya lelah berada dalam keramaian, meski berada dalam keramaian tetap menyenangkan. Namun rupanya ada bagian di hati dan otak ini yg lelah, ingin beristirahat.

Akhirnya, saya selalu suka berkunjung ke tempat-tempat yang tenang. Meladeni hati yang memberontak ingin dipenuhi hak pribadinya, hak untuk berkonsentrasi atas apa yang sedang dikerjakan. Ketika maumencari tempat sunyi di asrama rasanya sulit sekali, selalu ada orang lewat, selalu ada orang menyapa, begitulah jika kita harus berbagi dengan sesama. Tak apa, ada banyak tempat untuk "bersemedi" di tempat lainnya.

Ini adalah masjid di jalan Bantul,
akhirnya bisa merekam jejak di salah satu masjid di jalan Bantul. Nabung 1 lokasi.
Masjidnya kecil, tapi saaaangat bersih. Masjid ini ditemukan setelah mengisi kajian di kampus Bantul.
Ini adalah lingkungan masjid apung UGM.
Dekat pasca sarjana UGM. Masjid yang biasa digunakan untuk pertemuan, hehe.
Ini adalah masjid di jalan Palagan. Masjid kecil.
Tidak sebersih masjid-masjid sebelumnya, maklum masjid kampunng. Masjid ini adalah masjid yang saya temukan
saat pulang dari observasi di SMK Sleman, bermaksud berteduh dari hujan.
Mengapa perlu tempat-tempat tenang?

Satu-satunya alasan adalah agar dapat berkonsentrasi. Berkonsentrasi untuk banyak hal. Tidak jarang, saya lebih suka pergi dari asrama atau kampus untuk sengaja mencari "daerah jajahan baru" untuk beristirahat di sana. Mengistirahatkan pikiran, mengistirahatkan hati.

Kenapa masjid?

Iya ya, baru kepikiran juga, ternyata dari beberapa tempat yang hobi saya kunjungi ternyata masjid paling dominan. Baru sadar juga saat mau menuliskan ini. Ternyata setelah diingat-ingat, kenapa masjid yang dicari, karena dirasa pas untuk "beristirahat". Jika sudah lelah membaca buku, atau mengerjakan sesuatu, bisa sewaktu-waktu berhenti untuk beristirahat dengan membaca qur'an. Sedangkan hal yang sulit (hampir mustahil) dilakukan adalah membaca qur'an di ruang publik selain masjid, karena nanti akan terdengar suara bacaannya. Sedangkan kita tahu sendiri bacaan alqur'an itu bukan hal yang aneh terdengar di masjid sebagai tempat ibadah.

Tidak jarang saya tidur dalam posisi duduk, sambil mendekap tas ransel kesayangan, bukan, bukan tanpa sengaja, memang sengaja. Ketika istirahat dari perjalanan jauh, dan masih harus beraktivitas banyak setelah perjalanan, maka saya menyengaja qoilullah di masjid, meskipun hanya duduk, karena hal itu terbukti membuat badan kita segar, benar-benar segar setelahnya, meski hanya setengah jam. Tak ada tempat lain yang bisa digunakan untuk "numpang tidur" siang ketika di perjalanan jauh. Kan gag lucu kalau tidur sambil duduk di warung makan. Hehe. Masjid adalah sarana penolong bagi saya. Heee..

Qailullah

Pernah suatu saat, setelah observasi dari SMK, karena teringat bahwa sorenya akan memandu mentoring rutin bersama adek-adek, sedangkan siang itu adalah siang yang sangat panas, dan darah rendah sewaktu-waktu kambuh tiada permisi, termasuk pada siang itu. Mampirlah saya ke salah satu masjid di jalan magelang (masjid favorit), dan taraaaa, alhamdulillah setelah itu segar bugar. Siap berwajah cerah di hadapan adik-adik, padahal hanya tidur duduk selama setengah jam.

...

Di tempat-tempat yang tenang, rasanya sangat nyaman untuk membaca buku, meresapi setiap kata-katanya, mengambil hikmah darinya. Jika sudah bosan dengan ketenangan, bisa membuat "gaduh" dengan suara bacaan alqur'an, nyaman, mau sekeras apapun bacaan kita tak akan ada yang mendehem keras kepada kita. Hehe, Ini pengalaman unik, pernah suatu saat saya baca qur'an di IEC lantai 2, ada suara mendehem sangat keras, (husnudzon saya) sepertinya suara itu ingin mengingatkan saya supaya mengecilkan suara (lagi dan lagi) sampai tidak terdengar. Karena kesal, merasa tidak nyaman baca alqur'an di sana akhirnya saya pergi (hehe egois ya,,,). Saya segera cari tempat tenang lainnya. (Kesimpulannya IEC sama sekali tidak recomended. Ya, recomended sih buat baca buku, tapi kalau sudah capek, mau istirahat, istirahatnya ngapain? bengong? gag asik, ditambah lagi gag bisa tidur meski sebentar di sana gkgkgk)

Karena kebiasaan saya mencari tempat tenang dimana-mana, saya hampir hafal posisi masjid atau tempat-tempat tenang lainnya.

Sebenarnya ada tempat tenang lainnya yang bisa digunakan untuk konsentrasi dan istirahat, yaitu tempat makan. Saat butuh istirahat maka kita bisa makan, tidak bengong. Terbukti nyaman, tapi mahal. Pernah suatu saat saya harus mengerjakan sesuatu, dan akhirnya memilih salah satu tempat makan untuk standby di sana berlama-lama, berhari-hari, sampai petugas jaga hafal dengan saya. Tapi tempat-tempat seperti itu tetap saja harus keluar uang.

Apapun tempatnya, dan bagaimanapun, masjid adalah tempat favorit sepanjang perjalanan. Traveling dan trip (apalagi sendirian) adalah kegiatan yang membutuhkan tempat istirahat yang aman dan nyaman. Bersyukur sekali, Indonesia ini punya banyak masjid.

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons