Mau Belok? Riting Dulu Mas Brooo! :D PENTINGnya KOMUNIKASI!
TIPS BERKOMUNIKASI...Hidup ini seringkali dihadapkan dengan banyak pilihan, termasuk pilihan yang 'dipaksakan' dari orang-orang di sekaliling kita :) Tapi bukan berarti kita tidak boleh memiliki keinginan yang berbeda lhoo ;) Yang penting riting (beri tanda) dulu ya... Yuk baca selengkapnya...
Hati-hati dengan Sajadah Kita
Dalam solat, yang harus dirapikan dan dirapatkan itu bukan sajadahnya, tapi orangnya ^^
Sepotong Syair Rembulan
Dalam berbagai keadaan, berpuisi itu menyenangkan dan menenangkan. Mengasah kosa kata, mengasah diksi, dan juga rima. Tapi tak hanya itu, ada kepuasan batin tersendiri di dalamnya.
Mengakar Kuat, Menjulang Tinggi. Wanita.
Jika akarnya kuat maka dengan sendirinya batang akan bertumbuh kuat nan anggun
Jati Diri dalam Keterpurukan
Ketika di lain waktu aku gagal, Ayahku menasihatiku,”Wahai anakku, kegagalan adalah bumbu kehidupan, kurasa kau tahu itu, tak perlu lagi aku mengajarimu, karena kau telah dewasa kini. Namun mungkin kau lupa, dan Ayah ingin mengingatkanmu. Sambutlah kegagalan dengan senyuman dan bangkitlah kejar kesuksesan!
Selasa, 13 Mei 2014
Antara Kekuasaan dan Kemuliaan
Senin, 12 Mei 2014
Hati Itu Seperti Rantai Besi
Pernah saya mengutarakan sebuah kalimat bahwa komponen terkuat seorang wanita adalah hati, dan komponen terlemah seorang perempuan adalah hati. Hal itu banyak diprotes oleh pendengar, pembaca, tulisan-tulisan saya.
Bagaimana mungkin komponen itu (hati) menjadi sebuah komponen yang memiliki dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu waktu secara bersamaan. Ia kuat di satu sisi, tapi lemah di sisi yang lain dalam waktu yang sama.
?
Ya, bisa. Memang seperti itu adanya.
Hati itu seperti rantai.
Biar kuceritakan tentang cerita rantai. Ia adalah sebuah benda yang terdiri dari banyak mata rantai yang terhubung satu sama lain sehingga memiliki satu kesatuan.
Baiklah, ini rantai besi. Ia biasa digunakan untuk menarik sesuatu yang berat. Ia mempermudah pekerjaan kita untuk meringankan beban pekerjaan kita. Seperti menarik kendaraan, menarik bahan bangunan dari bawah ke atas, atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain.
Boleh kita ambil kesepakatan bahwa rantai besi itu KUAT? Kita sepakati: iya. Rantai besi itu kuat.
Begitulah sekilas cerita tentang rantai besi. Mata rantai-mata rantai yang menjadi satu itu bergabung dari yang tidak memiliki kekuatan, menjadi memiliki kekuatan. Tapi pernah terbayang kah jika ada dari sekian mata rantai yang banyak itu, ada satu mata rantai yang rapuh, atau keropos. Lalu apa yang akan terjadi dengan rantai itu jika sampai satu mata rantai yang letaknya di tengah mengalami kekeroposan? Putus. Lemah. Dan kita sepakati bahwa rantai yang kuat itu berubah menjadi rantai yang lemah! Karena dengan putusnya rantai itu, maka rantai itu tak lagi bisa menarik gerbong, menarik beban, atau digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan lain.
Inilah kuncinya:
Kekuatan sebuah rantai terletak pada mata rantai yang terlemah.
Jika kita bisa menggunakan rantai itu dengan semestinya (dengan memperhatikan mata rantai terlemah) tidak memforsirnya, tidak memaksakannya, rantai itu akan tetap bertahan, akan tetap kuat. Namun jika kita menggunakan rantai kuat itu tanpa memperhatikan mata rantai terlemah, maka rantai itu akan putus dan otomatis seketika ia menjadi rantai yang lemah. Dan berakhirlah sudah si rantai kuat itu karena tidak memperhatikan mata rantai terlemah.
Sekali lagi:
Kekuatan sebuah rantai terletak pada mata rantai yang terlemah.
Seperti rantai, hati itu kuat. Bagi saya, perempuan itu memiliki kekuatan dari hatinya. Entah, tapi saya menyaksikan dari kedua orang tua saya, Ibu saya dengan hatinya yang lembut ternyata dapat memberikan kekuatan yang luar biasa pada Bapak di kondisi terjepit. Entah itu kekuatan apa, kekuatan itu seperti kekuatan ajaib. Namun, dibalik kekuatan itu, di waktu yang sama ia lemah jika tak diatur dengan baik.
Kekuatan dan kelemahan itu menjadi satu, dan harus dimenej dengan baik dan semestinya.
*Kayaknya tulisan kali ini agak gag nyambung -_-" need komen.
Sabtu, 03 Mei 2014
Sumpah, Gue Salut!
Jumat, 02 Mei 2014
Saya Belajar Banyak dari Diam
Kau bisa lihat dari matanya,
orang-orang yang sibuk bekerja, hingga ia enggan mengeluarkan energi nya untuk bicara yang tak berguna, untuk bicara yang tak berguna. Seperti halnya orang yang berteriak keras melemahkan mental orang lain, berkata seenaknya mengejek orang lain, atau hanya sekedar membuang kata-katanya untuk mengeluh.
Kau bisa lihat dari perilakunya,
oranhg-orang yang sibuk memantaskan diri memasuki pintu idamannya (red: surga), yang menyimpan energi nya untuk berbicara dalam ketenangan, berbicara dalam keperluan, dan berbicara dalam kebermanfaatan.
Kau bisa lihat dari gerak-geriknya,
fokus yang ia gunakan adalah meng upgrade diri, dan menjaga kehormatan lisan, bila ia berkata menenangkan, dan dapat diterima semua orang, ia terjaga dari nada-nada kesombongan, tertata dalam sikap kesederhanaan walaupun ruang berfikirnya setinggi ulama terdahulu. Ia tak pandai berdalih, namun pandai mengambil pelajaran, hingga ia pun tak reaktif dengan kritik dan olokan, melainkan ia jadikan keduanya sebagai penebal keimanan.
Aku bisa melihat dari ketiganya,
apa yang tampak hebat dari luar tak sepenuhnya benar. Maka, apa yang orang-orang teriakkan sebagai sesuatu yang hebat tak berlaku baginya, tak menggiurkannya, dan tak mengalihkan pandangnya.
Aku banyak belajar darimu dhek, terimakasih banyak. Kau menjaga lisanmu, menjaga sikapmu, sederhana perilakumu, namun luar biasa ilmumu. Oh tidak aku salah, Luar biasa ilmumu, namun sederhana perilaku dan sikapmu.
Thanks a lot for this day. I'm your fans. :)