Jumat, 17 Januari 2020

Akan Aku Pastikan Ia Adalah Orang yang Beruntung

Jodoh.

Tulisan lama di up kembali.

Tidak dipungkiri, usia 20an adalah usia yang mendekati usia ideal seorang perempuan untuk menikah. Karena umur itu adalah umur produktif.

Setiap orang pasti ingin menikah. Hingga menikah dijadikan sebagai target hidup. Ada yang bersiap, ada yang memantapkan hati, ada yang mencari-cari.

Tapi sekarang, adalah saatnya fokus. Fokus pada satu tugas, kemudian beralih ke tugas selanjutnya. Allah Yang mengaturkan untuk kita. Ketika kita telah percaya bahwa Allah yang mengaturkan jodoh untuk kita, maka akan mantap dalam hati kita bahwa yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan kedatangannya.

Akan aku pastikan ia adalah orang yang beruntung, dengan memilikiku nanti.

Laki-laki itu, yang kelak akan menjadi suamiku, akan kupastikan ia adalah orang yang beruntung dengan menjadikanku sebagai istrinya. Spirit memberi. Bukan spirit menuntut. Aku tak punya posisi tawar yang kuat di hadapan Allah untuk menuntut bahwa suamiku harus soleh, suamiku harus lelaki terbaik, karena aku bukanlah siapa-siapa.

Karena spirit menuntut adalah hal yang tak selayaknya, maka sebaliknya, spirit memberi yang harus ditumbuhkan. Aku akan menjadi wanita terbaik bagi suamiku kelak. Aku akan menjadi wanita solihah yang pandai menjaga diri. Aku akan menjadi wanita cerdas. Akan aku pastikan ia adalah lelaki yang beruntung.

Tidak mudah membuat komitmen semacam itu. Berat. Karena itu artinya, kita harus memberanikan diri untuk menjamin setiap detik yang kita lakukan adalah detik terbaik. Tak ada waktu yang terbuang sia-sia. Waktu kita senantiasa diisi dengan amalan-amalan terbaik. Waktu kita selalu digunakan untuk menuntaskan amanah dengan detail terbaik, Waktu kita selalu kita isi dengan tilawah dan dzikir mendekatkan diri pada Allah. Tak ada waktu yang tercecer untuk tidur bermalas-malasan, dan mengerjakan sesuatu yang sia-sia. Tak ada waktu yang digunakan untuk membanggakan diri, melainkan digunakan untuk terus menginstropeksi diri.

Karena jika itu tidak dilakukan, maka kita belum bisa menjamin bahwa ia yang akan menjadi suami kita kelak adalah orang yang beruntung.

Cinta itu bukan syarat pernikahan. Maka membesar-besarkan cinta sebelum menikah bukan alasan logis untuk mempersiapkan diri. Justru berkonsentrasi pada perbaikan diri lah yang harus dilakukan. Karena kita belum tentu menikah dengan orang yang kita cintai. Namun yang pasti kelak, bahwa kita harus mencintai orang yang kita nikahi.

Inilah spirit memberi. Menjadikan diri kita sebagai subyek pemberi, bukan sebagai obyek penerima. Kita tidak bisa menuntut orang lain untuk menjadi soleh, karena hal itu sama halnya dengan menuntut orang tersebut memberikan yang terbaik kepada kita. Alangkah indahnya ketika kita menuntut diri kita sendiri untuk menjadi solih, agar kelak orang yang menjadi jodoh kita menjadi orang yang beruntung karena kesolihan kita.

Yakini saja bahwa Allah memiliki banyak stok orang solih untuk kita, tinggal bagaimana kita bisa menjamin bahwa kita akan menjadikan orang itu beruntung.

Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Jangan ada yang tercecer sia-sia!
Spirit memberi. 

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons