Senin, 12 Mei 2014

Hati Itu Seperti Rantai Besi

Bismillah...

Pernah saya mengutarakan sebuah kalimat bahwa komponen terkuat seorang wanita adalah hati, dan komponen terlemah seorang perempuan adalah hati. Hal itu banyak diprotes oleh pendengar, pembaca, tulisan-tulisan saya.

Bagaimana mungkin komponen itu (hati) menjadi sebuah komponen yang memiliki dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu waktu secara bersamaan. Ia kuat di satu sisi, tapi lemah di sisi yang lain dalam waktu yang sama.

?
Ya, bisa. Memang seperti itu adanya.

Hati itu seperti rantai.

Biar kuceritakan tentang cerita rantai. Ia adalah sebuah benda yang terdiri dari banyak mata rantai yang terhubung satu sama lain sehingga memiliki satu kesatuan. 




Baiklah, ini rantai besi. Ia biasa digunakan untuk menarik sesuatu yang berat. Ia mempermudah pekerjaan kita untuk meringankan beban pekerjaan kita. Seperti menarik kendaraan, menarik bahan bangunan dari bawah ke atas, atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain. 

Boleh kita ambil kesepakatan bahwa rantai besi itu KUAT? Kita sepakati: iya. Rantai besi itu kuat.

Begitulah sekilas cerita tentang rantai besi. Mata rantai-mata rantai yang menjadi satu itu bergabung dari yang tidak memiliki kekuatan, menjadi memiliki kekuatan. Tapi pernah terbayang kah jika ada dari sekian mata rantai yang banyak itu, ada satu mata rantai yang rapuh, atau keropos. Lalu apa yang akan terjadi dengan rantai itu jika sampai satu mata rantai yang letaknya di tengah mengalami kekeroposan? Putus. Lemah. Dan kita sepakati bahwa rantai yang kuat itu berubah menjadi rantai yang lemah! Karena dengan putusnya rantai itu, maka rantai itu tak lagi bisa menarik gerbong, menarik beban, atau digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan lain.

Inilah kuncinya:
Kekuatan sebuah rantai terletak pada mata rantai yang terlemah.

Jika kita bisa menggunakan rantai itu dengan semestinya (dengan memperhatikan mata rantai terlemah) tidak memforsirnya, tidak memaksakannya, rantai itu akan tetap bertahan, akan tetap kuat. Namun jika kita menggunakan rantai kuat itu tanpa memperhatikan mata rantai terlemah, maka rantai itu akan putus dan otomatis seketika ia menjadi rantai yang lemah. Dan berakhirlah sudah si rantai kuat itu karena tidak memperhatikan mata rantai terlemah.

Sekali lagi:
Kekuatan sebuah rantai terletak pada mata rantai yang terlemah.

Seperti rantai, hati itu kuat. Bagi saya, perempuan itu memiliki kekuatan dari hatinya. Entah, tapi saya menyaksikan dari kedua orang tua saya, Ibu saya dengan hatinya yang lembut ternyata dapat memberikan kekuatan yang luar biasa pada Bapak di kondisi terjepit. Entah itu kekuatan apa, kekuatan itu seperti kekuatan ajaib. Namun, dibalik kekuatan itu, di waktu yang sama ia lemah jika tak diatur dengan baik.

Kekuatan dan kelemahan itu menjadi satu, dan harus dimenej dengan baik dan semestinya.

*Kayaknya tulisan kali ini agak gag nyambung -_-" need  komen.

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons