Sabtu, 19 Oktober 2013

Dibalik Jawaban "Ya" dan "Tidak" Seorang Perempuan

Entah, wanita seringkali mempermainkan perasaannya sendiri. :) Sayapun lelah memastikan ujung kebingungan ini, kebingungan kenapa wanita itu penuh misteri. Ya. Jelas saya mengalami kebingungan, karena saya sendiri wanita. Bayangkan harus 'meneliti' atau mencari tahu permasalahan yang objeknya ada di dalam diri sendiri. Wanita :D bahasan panjang yang tak akan selesai. Semua orang ingin yang pasti-pasti saja. Tapi, wanita? :D Sepertinya sulit mewujudkannya. Ini dia misteri di balik jawaban "Ya" dan "Tidak" dari seorang wanita. Sempat ada beberapa cerita dari teman-teman perempuan saya, atau beberapa cerita yang saya alami sendiri. Dalam berinteraksi dengan orang lain, entah itu sesama wanita, atau antara wanita dengan laki-laki, wanita selalu punya rasa "tidak enak" kepada orang lain. Gamang....

Beda orang, beda cara berbicara.

Ini adalah salah satu cara menghormati orang yang sedang kita ajak bicara (tidak hanya bicara, tapi juga sms, dan model direct message lain).  Ceritanya begini, ini masuk dalam salah satu ilmu komunikasi. Ketika kita berbicara dengan simbah, sudah sewajarnya dan sepantasnya bahasa yang digunakan tidak menggunakan "aku" "kamu", begitupun ketika berbicara dengan orang tua kita, guru, dan yang lain yang lebih dituakan. Sebenarnya itu bukan aturan baku. Hanya aturan tak tertulis, penjagaan moral di kalangan masyarakat saja.  Tapi karena sudah membudaya, efeknya begitu terasa ketika kita melanggarnya.***Contoh ketika kita berbicara dengan nenek, "Nek, kamu punya sendok di dapur? Aku mau makan siomay nek." Alangkah lebih indah di dengar ketika yang dikatakan adalah, "Nek, nenek...

Rabu, 09 Oktober 2013

Jadilah Dirimu Sendiri (Belajar dari Film Epic)

Alhamdulillah, dalam beberapa waktu yang lalu,  masih diperkenankan untuk menyempatkan diri menonton film oleh Yang empunya waktu :) Kali ini filmnya berjudul EPIC. Sebuah film dari negeri jauh, yang mengisahkan tentang kehidupan sebuah kumpulan aneh menurut saya, sekumpulan manusia daun.Ya, film ini memang diambil dari buku anak “The Leaf Men and the Brave Good Bugs”. Lalu apa hubungannya antara film ini dengan kepercayaan terhadap diri sendiri? Sehingga kita harus dengan bangga menggaungkan nama kita sendiri, “I am Ihti”, ya saya Ihti, dan saya bangga menjadi Ihti. Bukan bangga karena Ihti yang memiliki banyak kekurangan, namun dengan sepenuh kerendahan hati, saya mengucapkan, saya bangga menjadi Ihti yang telah diciptakan ‘sempurna’ sebagai manusia. Dan bagi saya ini adalah...

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons