Rabu, 09 Oktober 2013

Jadilah Dirimu Sendiri (Belajar dari Film Epic)

Alhamdulillah, dalam beberapa waktu yang lalu,  masih diperkenankan untuk menyempatkan diri menonton film oleh Yang empunya waktu :) Kali ini filmnya berjudul EPIC.

Sebuah film dari negeri jauh, yang mengisahkan tentang kehidupan sebuah kumpulan aneh menurut saya, sekumpulan manusia daun.Ya, film ini memang diambil dari buku anak “The Leaf Men and the Brave Good Bugs”.

Lalu apa hubungannya antara film ini dengan kepercayaan terhadap diri sendiri? Sehingga kita harus dengan bangga menggaungkan nama kita sendiri, “I am Ihti”, ya saya Ihti, dan saya bangga menjadi Ihti. Bukan bangga karena Ihti yang memiliki banyak kekurangan, namun dengan sepenuh kerendahan hati, saya mengucapkan, saya bangga menjadi Ihti yang telah diciptakan ‘sempurna’ sebagai manusia. Dan bagi saya ini adalah bentuk rasa syukur yang tiada terkira, yang menolak seluruh caci hina yang dilontarkan manusia lain terhadap saya.

Sudah barang tentu bahwa masing-masing kita memiliki kekurangan dan kekurangan itu seringkali menjadikan alasan kita untuk ‘tidak percaya diri’. Namun rasa syukur dengan segala nikmat Tuhan yang lengkap, yang diberikan kepada saya benar-benar dapat meruntuhkan dinding kehinaan tersebut. Merasa tidak percaya diri karena kekurangan yang sifatnya fitrah (atau sudah dari sananya) adalah kehinaan. Itu adalah pertanda rasa tidak bersyukur.

Mungkin boleh saja merasa tidak percaya diri, ketika hafalan surat kita tidak sebanyak hafalan surat teman kita. Karena kekurangan itu adalah kekurangan yangsifatnya masih dapat diusahakan perubahannya. Sedangkan tidak percaya diri karena sesuatu yang fitrah seperti merasa tidak sempurna seperti yang lain, misal berkulit sawo yang terlalu matang (lho?:D)  itu adalah hal yang konyol dan menghinakan diri sendiri.

That’s you!

It’s me! Sekali lagi saya bangga mengatakan, “Saya Ihti”

Hubungan antara kepercayan diri dan film EPIC ini dapat kita perhatikan dengan sederhana, bahwa pengganti dari ratu daun yang cantik itu adalah seorang anak kecil yang sangat polos, yang belum mengetahui banyak hal, yang ia merasa dirinya sangat jauh berbeda dengan si ratu, namun ia memiliki keinginan besar untuk bisa menjadi seorang ratu suatu saat nanti.

Dan pada akhirnya Sang Ratu memilih ia, memberinya kuncup bunga ajaib, dan menjadikannya seorang Ratu daun. Bagaimana bisa? Dia seorang gadis yang konyol, ceroboh, dan siapa sangka skenarionya menunjuk dia sebagai ratu.

Begitulah, masa depan kita barangkali tidak ada sangkut pautnya dengan kita yang sekarang. Bisa jadi kita yang sekarang memiliki banyak kekurangan, namun siapa yang tahu skenario hidup kita? Hanya Tuhan. Dan kewajiban kita adalah berusaha.

Si gadis konyol itu tak memandang dirinya hina sama sekali, yang bahkan ibunya sendiri merasa malu dengan kelakuannya, namun ibunya terus membimbingnya. Lalu jadilah ia ratu, yang dipilih karena kebaikan hatinya. 

Ya, kebaikan hati adalah suatu hal yang dapat diusahan perubahannya, perubahan menuju yang lebih baik.
Jadi, menjadi diri sendiri kini bukan lagi pilihan, namun keharusan. Karena itu merupakan rasa syukur kita kepada Tuhan, dengan mensyukuri segala yang ada dalam diri kita. Namun sekali lagi, menjadi diri sendiri bukan berarti membiarkan diri sendiri terus bertahan dalam kejelekan, karena menganggap diri kita yang ‘jelek’ adalah sebenar-benarnya diri kita. Tidak boleh! Karena diri kita terlalu berharga untuk diacuhkan.

Hidayah itu milik Tuhan, tapi hidayah adalah hak bagi setiap insan. Tak terkecuali seorang preman. :D

Dulunya preman besoknya ustad, bisa jadi. Kuncinya, terus perbaiki diri.

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons