Setelah menonton film Guru Bangsa Tjokroaminoto, salah satu
kesimpulan yang saya dapat adalah soal pemimpin dan pengaruh. Bahwa sejatinya,
siapa yang berhak menjadi pemimpin adalah ia yang paling banyak membawa
pengaruh.
Karena jelas, seorang HOS Tjokroaminoto diminta untuk memimpin SI
(Sarekat Islam) yang sebelumnya berada di kepemimpinan orang lain adalah karena
pengaruh yang dimiliki Tjokro sangatlah besar, hinga ia disebut-sebut sebagai
"jang oetama".
Entah penggambaran dalam film tersebut yang dilebih-lebihkan, atau
memang begitu adanya, saya hanya terpesona dengan kharisma seorang Tjokroaminoto
yang diperankan oleh Reza Rahardian. Ketika saya menonton saya hanya bertanya
kepada diri saya sendiri, kapan terakhir saya melihat ada seorang pemimpin yang
begitu dipercaya, begitu berpengaruh, begitu dihormati, sekaligus begitu
disayang oleh rakyatnya? Pak RT? Sepertinya tidak, Pak RW? entah.
Sebelum ia memimpin ia membawa banyak pengaruh baik ke rakyat, ini
titik pentingnya, bahwa ia didaulat menjadi pemimpin karena ia berpengaruh,
bukan sebaliknya. Bukan ia didaulat terlebih dahulu kemudian ia membawa
janji-janji pengaruhnya bersama jabatannya, kemudian mulai melakukan apa yang
menjadi janjinya. Tjokroaminoto besar dari lingkungan kecil yang kemudian
membesar, menguat, dan terus meluas pengaruhnya setelah ia di daulat menjadi
pemimpin.
Pun sama dengan seorang Ahmad Dahlan. Ia adalah orang yang mampu
membawa pengaruh, kemudian ia membentuk perkumpulan Muhammadiyah dengan kekuatan
pengaruh yang ia punya. Lalu organisasi itu membesar dan meluas, karena
pengaruhnya pun semakin besar dan semakin luas, dan terbukti bahwa pengaruh
keduanya membawa perubahan.
Pengaruh dan perubahan.
Ujung harapan dari sebuah pengaruh yang dibawa adalah sebuah
perubahan. Perubahan dari semula tidak baik menjadi baik, yang semula kurang
menjadi cukup, yang semula jelek menjadi lebih baik. Itu fungsi pengaruh.
Pengaruh sebagai motor penggeraknya, rakyat yang dipengaruhi adalah mesin
perubahan dan perubahan itu sendiri sebagai bahan olahannya.
HOS Tjokroaminoto membawa pengaruh besar dan akhirnya menghasilkan
perubahan berupa kepercayaan diri rakyat SI untuk berdikari (berdiri di atas
kaki sendiri), bahwa rakyat biasa memiliki kesamaan hak dengan para priyayi
sebagai manusia, bukan sebagai budak. Pemikiran yang dibawa Cokro meluas kepada
anggota SI yang tersebar di kepulauan Indonesia.
Ahmad Dahlan, membawa pengaruh besar dan akhirnya menghasilkan
perubahan berupa kesadaran rakyat untuk mampu menyelenggarakan pendidikan lewat
taman-taman belajar yang dibuat sendiri, bukan buatan Belanda, karena ia
berpikir bahwa pendidikan sangat penting. Pemikirannya itu mampu mempengaruhi
banyak orang, hingga banyak orang tergugah untuk membuat sekolah-sekolah
Muhammadiyah, hingga sekarang.
Ada banyak orang yang punya pemikiran besar. Tapi hanya sedikit
dari mereka yang mampu berpengaruh di hadapan banyak orang. Di antara yang
sedikit tersebut, lebih sedikit lagi yang mampu menjadi pemimpin. Di antara
yang sedikit yang mampu menjadi pemimpin, lebih sedikit lagi yang dapat menjadi
bijak.
wallahualam bissowab,
tapi saya yakin, yang paling sedikit di antara yang sedikit itu
masih ada. Saya melihat itu di dalam diri beberapa orang rekan.
0 comments:
Posting Komentar