Ia begitu lembut pada orang lain, tak padaku (terkadang).
"Dhik, solat asar."
Kata-katanya keluar dengan sangat lembut. Masih dengan nada medhoknya. Ia membangunkan salah satu adik yang bertamu ke rumah.
Aku tahu adik satu ini pasti kelelahan, setelah dalam dua hari mondar-mandir mengurus acara di Cangkringan, hingga ia tertidur pulas di kamar tengah. Sudah hampir jam 5 ia belum bangun dan belum solat asar.
"Dhik, udah solah asar belum?" Suara itu tak berubah, malah sebaliknya, melembut.
Kemudian tak lama adik satu ini bangun. Lalu bergegas mengambil air wudlu.
Aku cemburu, ketika kau membangunkanku, nadamu tak seperti itu...
Aku cemburu, ketika aku tak bersegera bangun, nadamu mengeras...
:) Tapi tak apa :D
Aku paham, bahwa yang kau bangunkan tadi adalah tamu di rumah kita. Tak pantas...