Minggu, 20 Juli 2014

Resiko Berada di Fakultas Teknik

  • Menjadi makhluk langka
Tak jarang, dalam beberapa forum, entah resmi atau santai, laki-laki menjadi sangat mendominasi dalam hal jumlah di sini. Sedangkan perempuan pasti dapat dihitung dengan jari (kecuali PTBB). Dari tiga atau empat orang, seringkali aku adalah satu-satunya perempuan. Innalillahi.

  • Makan hati
Gimana gag makan hati, bahkan aku baru tersadar sekarang, bahwa selama ini aku menggunakan metode yang salah. Mereka, para makhluk bernama lelaki, tak bisa memaksimalkan hati, mereka gag peka, gag punya basa-basi. Ckckckckck... pantas saja selama ini aku merasa tertekan, marah, hingga kupendam sendiri, ternyata gag membuahkan hasil, capek sendiri, mereka gag ada peka-pekanya, dan aku tersadar dengan ketidak pekaan mereka baru-baru ini, dengan perkataan temanku yang mengingatkanku bahwa laki-laki cenderung menggunakan logika, mana bisa menerka-nerka perasaan hati. Sakiiiiiiiiiit. Makan hati bener. Jadi kalo ngomong sama mereka, percuma mau memasang muka paling memelas sedunia pun gag akan berhasil membangkitkan kepekaan mereka, heran! Dipikir bisa bahagia kali terus-terus pake logika, tapi ya itulah fitrahnya manusia. Harus banyak bersabar menghadapi orang seperti mereka.
Tapi untungnya, ketika kita marah jadi gag lama-lama, soalnya mau marah kayak apa juga mereka gag peka, percuma mau marah di hadapan makhluk yang cuek tralala, kuncinya cuma sabar. Beda kalo sesama perempuan, marah, bisa sampe lama, soalnya sama-sama dirasa, panjang deh urusannya.
  • Capek
Karena kebanyakan adalah laki-laki, menjadi seorang perempuan di lingkungan ini harus tegas dalam bicara, ngomong harus ditata, gag boleh bermanja-manja. Kebiasaan itu terkadang membuat kita jadi lelah, menyeimbangkan nada mereka, gaya bicara mereka, hmmm, mana bisa sembarangan saja.

Tapi apapun itu, hikmahnya pasti luar biasa :)

_Diana Azhar Al Rasyid_

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons