Senin, 05 Januari 2015

Terimakasih Telah Berbaik Sangka Padaku, Tak Banyak yang (bisa) Melakukan Itu

Terimakasih,
terimakasih telah mau berbaik sangka padaku. Dan bahkan kau mengajak orang lain pula untuk melakukan hal yang sama.

Sungguh, tidak ada kebahagiaan luar biasa yang kudapat kecuali mendapat kepercayaan. Baru saja kemarin aku mengatakan pada seorang teman, "Hal tersulit untuk dilakukan dalam hidup seseorang adalah memberikan kepercayaan." Dan sekarang aku telah melihat buktinya.

Sejak kapan kita bisa bercerita pada orang lain, teman, saudara, atau yang lainnya? Ya, sejak kita percaya kepada mereka. Kita memberikan kepercayaan kepada orang tersebut untuk mendengar dan menerima kita.

Bercerita, bercengkerama, bermain bersama, berjalan, saling berboncengan, bepergian, berbincang, berteman, bersahabat, bersaudara, semua butuh kepercayaan.

Dan kau memberikannya kepadaku. Satu hal berharga milik tiap orang yang sulit mereka berikan untukku.

Terimakasih telah berbaik sangka padaku.

Bahkan kau tak mengenalku,
hanya mengenalku dari luar. Meski tak pernah ada kata sepakat di awal, tapi sekarang kita berteman. Tidak, kau yang memberiku kesempatan untuk dapat menjadi teman.

Meski kau tak mengenalku, kau mengatakan pada orang lain untuk berbaik sangka kepadaku. Hal itu menunjukkan, seolah-olah kau mengatakan, "Aku percaya padanya, kalau kalian percaya padaku, kalian juga harus percaya padanya. Berbaiksangka lah." Atau semacam, "Dia orang baik, aku percaya padanya, kalian pun harus percaya."

Terimakasih,
ketika semua orang menghujat, ketika semua orang mencela,

ketika semua orang di sekitarku berburuk sangka...

aku ingin  mengatakan pada mereka, "Kenapa? kenapa aku dihujat? Aku tak menyakiti kalian, kenapa kalian menyakiti perasaanku dengan hujatan-hujatan yang belum tentu kebenarannya?"

tapi aku merasa tak ada gunanya mengatakan itu, yang kulakukan aku hanyalah terus bekerja, melakukan kerja-kerja dengan sedikit kata. Menahan sakit hati yang luar biasa. Ingin berteriak tapi tak bisa.

Lalu kau datang memberikan kepercayaan. Berlian termahal yang tak bisa kubayar. Ya, karena aku tak mampu membelinya, aku sangat berterimakasih karena kau memberikannya cuma-cuma, tanpa meminta bayaran, itu adalah hal yang sama sekali tak kuduga.

Terimakasih,
terimakasih telah memberiku kepercayaan. Itu hal yang sangat luar biasa. Kau telah mau berbaiksangka,

Sulit, sulit bagiku menenangkan diri ketika semua orang mulai mencaci. Mungkin aku terlihat tenang, mungkin aku terlihat berbiasa. Tapi gejolak yang dirasa tak sesederhana raut di muka. Aku bisa saja tegar, tersenyum menghadapi semuanya, tapi sesugguhnya keruntuhan di dalam hati sulit didefinisi. Yang kutahu ku tak bisa membalas caci mereka, aku hanya diperbolehkan tersenyum, ya aku tak bisa, aku tahu mereka mencaci hanya karena mereka tak mengenalku, itu kenapa aku memaafkan mereka. Tapi berbeda denganmu, yang tak mengenalku tapi mau berbaik sangka.

Aku hanya akan melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku tak akan berubah. Tak akan berubah mengubah arah orientasi kepercayaan. Satu yang menjadi keyakinanku, bahwa kepercayaan akan datang kepada kebenaran, bukan kepadaku, kalaupun kau memberikan kepercayaan kepadaku, itu adalah karena ada kebenaran yang kau rasakan. Aku tak akan berusaha menjaga kepercayaan itu, aku takut bergeser orientasi. Yang akan aku jaga adalah kebenarannya. Aku akan terus berusaha berjalan di atas kebenaran, dan orang-orang sepertimu yang memberikan kepercayaan adalah orang-orang yang sangat aku butuhkan.

Sekali lagi terimakasih, teman.

Semoga kau tak mengalami kekecewaan dan penyesalan telah sudi menjadi teman dan memberi kepercayaan. Jazakumullah ahsanul jaza....



Semoga Allah memberimu sebaik-baik ganjaran,
karena telah dengan tulus menjaga lidah, 
dari godaan tren caci dan hujat,
kudengar orang lain sangat mudah melakukannya,
mencaci apa yang tak mereka kenal dengan sebenar-benarnya,
hanya karena berita-berita edaran yang tak tentu sumbernya,
tapi kau berbeda,
tak sekedar menjaga lidah,
kau membangun ruang kepercayaan yang mungkin sangat kecil di besarnya hatimu,
tapi untukku, itu sangat berharga.

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons