Rabu, 25 September 2013

Kami, Es Teh, dan Solidaritas Sampai Tuntas!

Ngomong-ngomong soal solidaritas, ada cerita menarik dalam keseharian yang diam-diam membangun solidaritas di antara kami. Jadi cerita ini adalah antara kami, solidaritas, dan...

es teh!

Apa sih menariknya es teh? Dulu ketika aku menjadi anak rumahan, jarang banget minum es teh. Ada juga minum teh panas kalau dibuatin sama ummi.

Tapi sekarang begitu move ke Jogja, tepatnya di kampus UNY, rasanya minum air putih itu males. Yang enak itu minum es teh. Soalnya, gag ada warung di sini yang gag jualan es teh. Tiap kali beli makanan, es teh selalu menjadi tawaran, "Minumnya apa mbak? Es Teh? Es Jeruk?"

Seolah es teh adalah minuman rakyat yang tersedia dimanapun kita berada, di Jogja.

Aktivitas di kampus, baik itu aktivitas kuliah dari kuliah teori hingga kuliah praktikum, ataupun aktivitas di Organisasi kampus banyak menguras tenaga. Dengan iklim Jogja yang lebih panas dibandingkan iklim di rumah yang sejuk, seolah menjadi alasan tambahan kenapa kami sangat menggandrungi es teh.

Biasanya, kalau kami sudah lelah dengan kegiatan kampus, kami akan merebahkan badan di kamar, dan memencet tombol ON pada kipas angin yang setia menemani hari-hari panas kami.

Biasanya, ketika kami sudah merebahkan badan di kamar, kami menyeruput bungkusan es teh kami masing-masing. Tapi siang ini, hanya ada satu es teh dan ada tiga orang. Temanku si pemilik es teh mempersilakan kami mencicip es teh miliknya. Ah sungguh temanku satu ini, jiwa dermawan dan solidaritasnya sangat luar biasa.

Kami pun menyeruput es teh yang hanya satu bungkus itu untuk bertiga :D meski masing-masing kami hanya mendapat sedikit, tapi nilai persaudaraan dan solidaritas yang tinggi membuat es teh itu serasa bergalon-galon banyaknya :D

Dan setelah selesai meminum es teh nya, kami akan mengatakan, "Apapun amanah nya, minumnya: es teh!" dengan suka cita dan tawa yang melebur di antara kami :D

Kami berbagi satu sama lain, berbagi tempat merebahkan badan, berbagi bahu kami untuk saling bersandar, dan tak terkecuali berbagi sekedar es teh untuk melebur kehausan :) Bagi kami solidaritas yang kami bangun bukan terjadi sebagai sebuah hal yang kebetulan, bukan sebagai suatu hal yang tiba-tiba saja terjadi, tetapi menjadi penguat bagi kami, bahwa kami: tidak pernah sendiri. :)

Akan selalu ada bahu yang bisa disandari, akan selalu ada space untuk merebahkan badan kami, ada senyum yang selalu mendampingi saat sedih, dan pastinya akan selalu ada es teh yang siap dibagi :D

Sampai-sampai suatu saat kami kehausan, dan beli es teh di sebuah kawasan wisata, kami tidak menyangka harga es teh yang dijual sangat mahal, tapi apa daya :D dengan porsi es teh yang hanya ada 3 cup kecil, yang harganya selangit untuk ukuran es teh, Rp.6000,-! Bayangpun tiga bahkan empat kali lipat dari harga es teh biasa :D Rasanya pun jauh lebih baik es teh angkringan :D Meski begitu, "Apapun amanahnya, minumnya: es teh!"

Kami, Es Teh, dan Solidaritas Sampai Tuntas! Tuntas sampai persahabatan kami berakhir karena waktu...

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons