Senin, 26 Januari 2015

Menyanding Rasa dan Logika

Menyanding rasa dan logika. Laki-laki dan perempuan seringkali tidak cocok? Wajar. Keduanya (laki-laki dan perempuan) menyanding hal yang berbeda. Satu mengedepankan rasa, sisanya mengedepankan logika. Terkadang berdebat hebat, tak jarang berseteru seru, saling beradu. Tidak perlu khawatir atau bersedih saat bertengkar.Kita hanya sedang lupa, bahwa ada Allah. Terkadang kita lupa ada Allah. Sampai bertengkar hebat, adu pendapat. Kenapa bertengkar? sebetulnya (hanya) karena logika kita yang tak sampai. Kenapa berselisih? sebetulnya (hanya) karena rasa kita yang tak sampai. Logika dan rasa kita terbatas. Tapi kita sering meng-agung-kannya. Menganggap rasa dan logika kita paling benar. Padahal ada Allah yang Maha agung dan Maha benar. Allah, seringkali memberikan solusi di luar batas...

Sabtu, 24 Januari 2015

Aku Menjaga

Bismillahirrahmanirrahim, Dulu, dulu sekali, saat masih usia SMP, pernah dapat marah dari Umi, "Umi lihat kemarin di sekolah kamu pegang-pegang temen laki-laki." "Kapan Mi? Ihti gag pernah pegang-pegang temen cowok." "Itu kemarin kamu neplek temenmu itu." "Itu kan gag langsung ke kulit Mi, ada bajunya." "Ya tetep aja..." Sepanjang obrolan saya membantah apa yang disampaikan Umi, walaupun dalam hati saya sudah sepenuhnya mengalah, saya mengaku salah. Dari apa yang disampaikan Umi sebenarnya saya mengerti apa maksudnya. Ingin menjaga saya dari hal-hal yang tidak seharusnya. Khalwat. ::: Kemudian terjadi lagi, Dengan kemasan masalah yang berbeda, di masa kuliah. Saya dan teman-teman saya berkunjung ke rumah dengan menggunakan satu mobil. Di dalam mobil ada teman perempuan dan teman...

Sabtu, 17 Januari 2015

Ia Ustad (guru), ia suami, ia ayah, dan ia tukang bengkel yang baik

Ada yang menarik pagi ini. Kami berkunjung ke kediaman seorang ustad. Ya, ia lebih dikenal sebagai seorang ustad dibandingkan gelar-gelar yang lain. Ia berjenggot tebal, dahinya hitam, dan ia bertempat tinggal di IC Seturan. Kita tahu bersama, beliau adalah ustad Solihun, begitu kami mengenalnya. Pengasuh pondok pesantren mahasiswa IC Seturan, Yogyakarta ini luang di waktu Duha, sekitar pukul 8, karena sebelum itu ia harus mengisi kelas, dan mengantarkan anak ke sekolah. Benar bukan bahwa ia tidak hanya seorang guru, tapi ia seorang ayah yang luar biasa. Hal yang menarik adalah ketika saya masuk ke ruangan tempat kami berkunjung. Ada seorang laki-laki berpakaian kaos, biru tua, dan di depannya ada seorang bayi kecil laki-laki yang belum bisa apa-apa, tapi tak terlihat rewel ataupun menangis,...

Kamis, 15 Januari 2015

Rumah yang Rusak

Bismllahirrahmanirrahim, Hari ini, asrama kami kedatangan seorang ustad dari rumah tahfidz, saya pulang telat, -'afwan ammah-. Saya masuk dan membungkuk-bungkuk, supaya tak begitu mencolok ketika masuk ke ruangan. Belum sempat saya melihat ustadnya, saya mendapat teguran dari pemandu, dengan pertanyaan, "Ngapain ngendap-ngendap?" Aih, tertangkap basah sudah.... Tapi aneh, pemandu menegur dengan tertawa-tawa. Ternyata, setelah saya duduk dan melihat ustad di depan, ustad itu mengenakan kacamata, tak biasanya. Rupanya ustad ini ustad spesial, yang didatangkan khusus untuk malam ini. Lalu tanya saya dalam hati, "Iya ya, kenapa tadi ngendap-ngendap... ustad gag liat." Pantas saja pemandu menertawakan saya. Tapi tetap saja, pulang telat adalah hal yang memalukan. Tapi insyaAllah, bukan karena...

Rabu, 14 Januari 2015

Akhwat (wanita) Tak Kasat Mata

Kasat mata itu artinya terlihat. Tak kasat mata itu artinya tak terlihat. Beberapa hari lalu sempat ada diskusi kecil dengan Atika Widadty, tentang akhwat kasat mata dan akhwat tak kasat mata. Sebenarnya titik perbincangannya bukan itu. Tapi tentang generasi muslim. Perbincangan itu sedikit membawa kesadaran, akan sebuah hal yang mulai hilang tergantikan dengan hal lain. Hal yang hilang adalah keberadaan akhwat tak kasat mata, dan mulai tergantikan dengan akhwat kasat mata. Aneh memang bahasanya, tapi ini yang pada akhirnya menjadi menarik. Dulu, di zaman Tarbiyah masih sangat sulit masuk ke Indonesia, akhwat mengenakan jilbab lebar dengan sembunyi-sembunyi, dakwah masih tak bisa ditonjolkan di hadapan umum. Sekarang? Banyak terpampang akhwat dimana-mana. Di jalan-jalan, di pertokoan,...

Senin, 05 Januari 2015

Terimakasih Telah Berbaik Sangka Padaku, Tak Banyak yang (bisa) Melakukan Itu

Terimakasih, terimakasih telah mau berbaik sangka padaku. Dan bahkan kau mengajak orang lain pula untuk melakukan hal yang sama. Sungguh, tidak ada kebahagiaan luar biasa yang kudapat kecuali mendapat kepercayaan. Baru saja kemarin aku mengatakan pada seorang teman, "Hal tersulit untuk dilakukan dalam hidup seseorang adalah memberikan kepercayaan." Dan sekarang aku telah melihat buktinya. Sejak kapan kita bisa bercerita pada orang lain, teman, saudara, atau yang lainnya? Ya, sejak kita percaya kepada mereka. Kita memberikan kepercayaan kepada orang tersebut untuk mendengar dan menerima kita. Bercerita, bercengkerama, bermain bersama, berjalan, saling berboncengan, bepergian, berbincang, berteman, bersahabat, bersaudara, semua butuh kepercayaan. Dan kau memberikannya kepadaku. Satu hal...

Page 1 of 34123Next

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons