Senin, 16 Februari 2015

Aku Senang Berjalan Bersama Mereka, Sangat Senang...

Benar memang apa yang Rasulullah katakan, bahwa perjalanan jauh dapat mendekatkan kita dengan saudara kita.

Aku senang berjalan bersama mereka...

Ada hal-hal menarik yang tak aku dapatkan ketika berjalan bersama orang lain...

Ketika malam hari aku berjalan bersama mereka, aku melihat sebuah pemandangan mengharukan. Ternyata, menempuh perjalanan berhikmah itu tak hanya bisa dilakukan menggunakan motor, seperti yang pernah kusampaikan sebelumnya. Berjalan kaki ternyata ada kerennya juga. 

Ketika berjalan, aku memilih berada di depan, dan ketika aku menengok ke belakang, aku hanya tersenyum dalam kegelapan, terharu, takjub, dan merasa beruntung. Aku melihat satu di antara mereka mendapati sebuah kelapa muda lumayan besar ada di depan kakinya. Kemudian ia menyingkirkan kelapa itu dengan hati-hati. Ia tau, masih ada banyak orang yang berjalan di belakangnya. Tak hanya itu, ketika ada sebuah kawat melintang, dari pagar rumah, ia membelokkan kawat itu. 

Malam tanpa kata, yang kujalani bersama mereka adalah malam penuh haru dan kekaguman. Kami tak banyak berkata-kata, karena malam hari pasti sudah banyak orang yang tidur, takut mengganggu. Hingga benar-benar hening, yang terdengar hanya langkah-langkah kaki. Itu kenapa, mata lah yang bertugas lebih banyak saat itu dibandingkan mulut dan telinga.

Ada hal lain lagi, menunjukkan kehangatan hubungan, dan kepercayaan.

Aku senang bersama mereka, aku ingin berlama-lama. 

Ketika aku hendak terjatuh, ada tangan yang siap menggenggam, hangat, ia menggenggam tanganku, dan menanyakan, "gak apa-apa kan?" aku merasa punya teman, sampai iri, karena ia begitu lembut. Andai aku bisa sepertinya, membuat orang lain nyaman dan tenang. 

Aku senang bersama mereka, aku ingin berlama-lama. 

Ketika aku mau menuju ke sebuah tempat, dan tempat itu banyak berseliweran laki-laki, tiba-tiba ada yang membuntut motorku dengan cepat dari belakang, menjajarkan motornya dengan motorku. "Udah ada yang nemenin belum ukh?" Aku bahkan selama ini tak pernah terpikir aku harus bersama orang lain ketika akan pergi ke suatu tempat, karena aku tak merasa butuh ditemani, tapi ternyata ada yang sebegitu perhatiannya menanyakan apakah aku sudah ada teman atau belum. Kaget waktu mendapat pertanyaan semacam itu. Mereka sangat perhatian.

Aku sangat senang berlama-lama bersama mereka.

Ketika aku solat, dan bersujud, tiba-tiba terasa ada yang menarik mukenaku di bagian kaki. Selesai aku solat, ada yang menyenggol pundakku dan berkata, "Kakinya..." Ia mengisyaratkan bahwa mukena di kakiku tersingkap, sehingga ia membenarkan mukenaku supaya auratku tak terlihat.

Aku bahkan belum menemukan pertemanan semacam ini dimanapun.

Genggaman tangan itu, hangat, senyuman itu menenangkan, bersama mereka aku sangat nyaman. Mereka tak banyak bercakap tak guna. Apa yang keluar dari mulut mereka adalah kebaikan, nada lembut, dan perhatian. Mereka mendahulukanku dibanding diri mereka. Mereka mendahulukan orang lain dibanding diri mereka sendiri.

Ukhuwah al islamiyah. Terdengar asing dalam bahasa Arab, persaudaraan karena ikatan iman.
Mereka bertemu denganku bukan karena ikatan darah. Mereka menyayangiku karena kesamaan kepercayaan.

Berjalan bersama mereka adalah sebuah keberuntungan. 

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons