Kamis, 23 Juli 2015

Aku Ingin Menatap Wajah Kehidupan, Lekat

Aku ingin menatap wajah kehidupan lekat-lekat, dengan tersenyum. Dan aku ingin bercengkerama dengan wajah ceria di hadapannya.

Hai, kehidupan.
Selama ini aku merasakan telah salah bergulat dengan hal-hal kecil bersamamu. Ternyata, ada masih banyak stok hal-hal besar yang belum aku beri perhatian.

Kemarilah, mendekat, aku ingin meminta maaf dengan tulus kepadamu. Biar kulihat wajahmu dari dekat.

Sekilas aku memperhatikan angin sejuk, mungkin aku lebih suka menirunya, di kehidupan mendatang. Biarkan mengalir, dengan usaha paling keras yang bisa kulakukan.

Cinta, adalah bahasan yang dewasa ketika ia tersimpan dengan rapi. Sedangkan ia adalah bahasan anak kecil ketika ia terumbar. Mungkin ia bukan hal sepele yang mudah saja kita singkirkan, tapi, memunculkannya di hadapan umum adalah polah kekanak kanakan... Masih terlalu banyak hal besar yang harus diprioritaskan.

Allah, terimakasih telah menghadapkan beribu wajah kehidupan di depanku. Mereka memberiku pelajaran berharga, tentang kemantapan pendirian. Berbuat baik dengan segenap usaha pada ribuan wajah kehidupan, adalah pendirian.

Aku akan bekerja keras. Sepenuh energi. Dan berbuat baik, sepenuh hati. Pada kehidupan.

Sedang kupastikan bahwa urusan di tanganku adalah urusan-urusan prioritas. Bukan urusan-urusan sepele lagi sia-sia. Segala kekuatan hanya datang dari Allah swt. Mohon kuatkan dalam keistiqomahan, Ya Kariim...

Hai, kehidupan... :) aku di hadapanmu, dan aku menantangmu. :)

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons