Minggu, 05 Juli 2015

Cita-cita Sederhana

Bismillah,

Dear Diana,
Dii, hari ini luar biasa ya... Aku menghabiskan hari bersama temanku, ammah Nafilla, menonton film-film pendek inspiratif. Lumayan, ternyata bisa mengembalikan puing-puing semangat kita.

Sebenarnya hari ini adalah hari dimana aku menemukan jawaban dari pertanyaan, "Kenapa mbak-mbak di pondok itu punya cita-cita beli mukena baru untuk hati raya/ramadhan?"

Salah satu iklan yg mwnyertai film pendek yang kita tonton Dii..menceritakan tentang cita-cita sederhana para pemulung. Cita-cita mereka adalah: memiliki sandal layak pakai, memiliki mukena baru, memiliki uang cukup untuk membeli makanan enak di hari raya.

Bagaimana kau melihat cita-cita mereka Dii? Luar biasa ya? Iya Dii, jika di pandang dari latar belakang mereka maka cita-cita yang kuceritakan itu bukan lagi cita-cita sederhana, melainkan cita-cita luar biasa.

Tapi Dii, ketika ada banyak orang yang ekonominya memadai, merencanakan membeli baju baru, mbak-mbak muslimah itu tidak. Mereka malah menganggarkan mukena baru. 

Kini aku tahu alasannya. Dan sekarang, aku pun ingin membeli mukena baru ketimbang baju baru Dii. Mungkin aku terpengaruh.

Begini ceritanya. Di ponpes mahasiswa ini, sejak awal ditekankan supaya kami menggunakan mukena yang tidak tembus pandang. Karena ketika solat, kita tidak boleh menyepelekan pakaian solat kita sedikitpun. Jika tembus pandang, itu artinya aurat kita tidak tertutup sempurna.

Maka di awal-awal keberadaan kami si ponpes ini kami sibuk membuat agar mukena kami yg kebanyakan parasut agar tidak tembus pandang. Kami dobel lah menggunakan jilbab dan lain-lain. 

Berhasil tidak tembus pandang? Berhasil Dii. Tapi...ribet... 

Akhirnya kami mulai berpikir untuk membeli mukena baru dengan hati suka cita dulu di awal masuk. Lalu memasuki Ramadhan ini, tidak sedikit pula yang pada akhirnya menganggarkan membeli mukena baru (lagi). Kenapa?

Awalnya aku pikir itu adalah tindakan boros, tapi ternyata dugaanku salah. Mereka sama sekali tidak ingin boros, yang mereka inginkan Dii...adalah bertemu dengan Allah dalam keadaan paling baik setiap waktu. 

Aku perhatikan mereka Dii, mereka sangat memperhatikan bagaimana merek berpenampilan saat solat. Solat kan hanya 5 waktu? Iyap benar. Lalu kenapa harus membeli baru lagi sedangkan waktu pertemuan dengan Allah hanya 5 waktu saja? 

Ini dia Dii, jawaban yang selama ini kucari.

Ternyata, mereka tidak hanya beribadah di 5 waktu, mereka melakukan solat malam dan solat duha. Dan tidak jarang, dengan mukena masih terpasang, mereka duduk khusyuk membaca Al Qur'an. Jadi, aktivitas dunia mereka dengan aktivitas akhirat mereka sebenarnya jauh leboh sering aktivitas akhirat. Maka wajar, ketika mereka jauh lebih memikirkan mukena baru ketimbang baju baru.

Dengan mukena baru tsb maka mereka dapat dengan leluasa selalu berpenampilan baik di hadapan Allah. Tidak dengan pakaian seadanya. Berpenampilan baik di hadapan manusia sering kita lakukan, masa untuk berpenampilan baik si hadapan Allah kita perhitungan. 

Ya, aku akhirnya tahu alasan mereka dan tahu apa yang harus aku lakukan ke depan. 

Lanjut kan belajar! 

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons